Banten Hits – Kesal dengan janji-janji manis perusahaan yang akan menyelesaikan persoalan asap produksi yang sering kali ‘menyerang’ pemukiman warga. PT Shiva Sakti Steel disegel warga Cimiung, Desa Beberan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Senin (18/1/2016).
Tak hanya menyegel perusahaan penghasil baja, dengan menulis kalimat “disegel warga cimiung” di gerbang pabrik. Warga yang geram kembali berunjuk rasa, dengan mendirikan sebuah tenda berukuran 6×3 meter di pinggir pabrik, yang dituding kerap meresahkan warga lantaran asap hasil produksi yang mengganggu kesehatan warga.
Saedi (45) warga RT 03 RW 02 mengatakan, keberadaan perusahaan tersebut sudah berdampak meresahkan, apalagi rumah nya sangat dekat dengan PT. Shiva Sakti Stell.
“Kami akan terus demo sampai tuntutan kami dipenuhi PT Shiva Sakti Steel soal asap produksi yang merugikan warga,” tegas Saedi (45), warga RT 03 RW 02 Desa setempat, kepada wartawan.
Aksi demo yang berulang kali dilakukan warga tersebut, merupakan bentuk kekecewaan dan kekesalan warga, yang menuding pihak perusahaan tidak serius menangani persoalan polusi asap pabrik, yang berakibat buruk pada kesehatan masyarakat.
“Kalau pabrik ini terus beroperasi, dampak polusi yang dialami warga adalah gangguan pernapasan. Warga sudah jengkel, perusahaan tidak lagi peduli dengan kesehatan kami,” katanya.
Terpisah, Yani, warga lainnya mengaku, anak dari saudaranya meninggal akibat terkena dampak dari polusi asap pabrik. Sebelum meninggal, balita malang tersebut sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit, namun sayang nyawanya tak bisa tertolong.
“Hasil rongtsen nya kena pernapasan,” ucapnya.
Sementara itu, Saiun Ketua RT 03 RW 02 kepda wartawan mengaku, pernah ditawarkan sejumlah uang oleh Owen alias Pakwan Direktur bagian Teknis PT Shiva Stell dan meminta warga Cimiung tidak lagi berunjuk rasa.
“Malam sabtu (15/1), saya ditawarin uang Rp.3.000.000. Masing- masing satu juta buat Masjid, pemuda dan warga. Dan pada malam minggunya, saya juga ditawarin uang Rp.5.000.000 yang nantinya uang itu dibagikan kepada warga. Tapi saya tolak,” bebernya.
Saat dikonfirmasi wartawan, Pakwan yang berada di lokasi, enggan memberikan tanggapan terkait hal tersebut.(Nda)