Kemenkumham Terbitkan HKI Batik Khas Lebak, Iti Optimis Jadi Kekuatan Baru Ekonomi Masyarakat

Date:

Banten Hits – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya optimis, batik khas Kabupaten Lebak bisa berkembang baik. Kendati kerajinan batik masih menjadi hal yang baru di tengah masyarakat, namun Bupati berharap batik akan menjadi kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat Lebak.

Hal tersebut dikatakan Iti, setelah menerima sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) 12 motif batik khas Lebak yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Wilayah Provinsi Banten, kemarin.

“Kami optimis batik dapat berkembang dengan baik dan menjadi kekuatan ekonomi baru masyarakat, karena yang terpenting bagaimana ke depan batik ini bisa berkembang dan mampu meningkatakan ekonomi masyarakat,” kata Iti yang menerima langsung sertifikat HKI dari Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Banten, Susy Susilawati.

Sementara itu, Susy menerangkan, hak eksklusif yang diberikan negara kepada pelaku HKI adalah sebagai penghargaan atas hasil karya kreativitas, dengan harapan menimbulkan ‘rangsangan’ kepada banyak orang, agar lebih dapat mengembangkan.

“Dengan sistem HKI ini, kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Sistem HKI juga menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia, sehingga kemungkinan dihasilkannya karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah,” paparnya.

“Batik Lebak ini punya kekhasan tersendiri, belum dimiliki oleh yang lain-lainya, dan di Banten baru Lebak yang sudah mendaftarkan batiknya,” sambung Susy.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak mengaku, bahwa pasar sebagai prasyarat dapat berkembangnya suatu industri cukup terbuka lebar. Pasalnya, jika dihitung, saat ini terdapat 120 ribu siswa/siswi dan 12 ribu PNS/ASN di Lebak, di mana pada setiap tahunnya diperkirakan pengeluaran untuk membeli seragam batik sebesar Rp.50.000/siswa dan Rp120.000/pegawai, sehingga jika dikalkulasi tidak kurang dari Rp7,5 Miliar biaya untuk membeli seragam batik.

“Kami tidak ingin batik Lebak berkembang baik, tapi yang memproduksi bukan orang Lebak melainkan orang atau pengrajin dari daerah lain, dampaknya masyarakat Lebak hanya sebagai pemakai (konsumen) bukan penghasil (produsen),” tandasnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...