Mengeja Laku Liku Kaliku Hasil Koalisi Seniman dan Pegiat Lingkungan

Date:

Cisadane mengalir dalam diam, Sabtu (6/2/2016) siang. Angin bertiup pelan di bawah hangat matahari. Daun-daun seperti sedang berkhidmat, menyaksikan sekumpulan seniman yang sedang memamerkan karya mereka di pelataran Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Jalan Chandra, Gang Muara Buntu, Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.

Berbagai karya seni goresan kuas pelukis kawakan di Tangerang, Sithan Sale dan Febry Swandito, dipajang di dinding bangunan yang kental dengan suasana desa. Suara ujung daun kelapa yang jadi atap bangunan, terdengar ritmik saat tersapu angin.

Lukisan-lukisan beraliran realisme, abstraksionisme, naturalisme, hingga surealisme ini, biasanya hanya bisa ditemui dalam hajat formil di gedung-gedung atau tempat eksklusif lainnya. Di sini, karya seni seolah turun dari “singgasana”, menyapa rakyat di pinggir Sungai Cisadane.

Pameran lukisan bertajuk “Mengeja Laku Liku Kaliku”, dipersembahkan oleh Waroeng Budaya Pojok Nusantara, Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (Yapelh), dan Banksasuci. Inilah koalisi progresif dalam sejarah seni di Banten. Seniman, Budayawan, dan pegiat lingkungan sama-sama menyuarakan kegelisahan mereka untuk alam sekitar.

“Dalam catatan sejarah, baik dalam skala lokal, regional, bahkan nasional, pagelaran lukisan dan seni budaya baru pertama kali dilakukan di pinggir sungai. Dalam hal ini, kita ingin sesuatu yang beda. Ketika dalam konteks kekinian semuanya tampil dalam bentuk yang sama,” kata Mas’ud Ibnu Samsuri selaku ketua panitia kegiatan.

Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin bersama Ketua DPRD Kota Tangerang Suparmi, terlihat hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka ikut larut mengeja Sungai Cisadane yang perkasa juga pemurah.

Tak hanya lukisan, beragam karya seni dari sampah, instalasi dan mural dalam berbagai bentuk juga tampak eksotik berpadu menyatu dalam pameran ini. Menurut Mas’ud, perhelatan ini akan digelar seminggu berturut-turut dari 6-13 Februari 2016.

Dipilihnya pinggir Cisadane sebagai ajang pameran lukisan, karena selama ini sungai yang melintas dari Bogor, Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang hingga Kota Tangerang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Banyak sampah, limbah dan malah bahkan garis sempadannya (GSS) banyak yang dicaplok pengembang, industri dan perusahaan,” kata Uyus Setiabhakti, Direktur Eksekutif Yapelh.

Sachrudin, pejabat yang dikenal doyan bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat ini, turut berkomentar soal hajat seni yang nyentrik ini. Dirinya mengapresiasi pameran lukisan seni ini. Dia berharap, para komunitas seni dan pecinta lingkungan dapat senantiasa menjaga kebersihan Sungai Cisadane.

“Seni itu indah. Dengan seni kita bisa mengekspresikan diri dan ide. Seorang pemimpin pun harus memiliki jiwa seni, supaya dapat mengajak warga masyarakat untuk menyintai seni dan budaya, serta menjaga kebersihan lingkungannya,” ujarnya.(Darussalam Jagad Syahdana)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...