Banten Hits – Misna (30), warga Kampung Kadusumpung RT 07 RW 03, Desa Rawasari, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang, hanya bisa pasrah dengan kanker ganas yang ada di bagian dada sebelah kanannya.
Ayah satu anak ini sudah tiga tahun hidup dan terus berusaha melawan kanker yang diidapnya. Sejak itu pula, ia sudah tak bisa lagi menafkahi keluarganya. Sehari-harinya, ia dan keluarganya hanya mengandalkan bantuan dan belas kasih dari keluarga dan tetangga sekitar.
Misna mengaku, untuk mengobati kanker tersebut, ia sudah berobat ke Rumah Sakit Pandeglang, hingga RSCM Jakarta. Namun, besarnya biaya memutuskan ia menghentikan pengobatannya. Pengobatan alternatif juga sudah ia pernah lakukan, namun sayang kondisinya tak kunjung membaik.
“Biaya kemoterapi mahal, jadi saya dan keluarga memutuskan untuk berhenti berobat,” tutur Misna.
Dalam sekali kemo, Misna harus mengeluarkan biaya sebesar Rp11 juta. Sementara, dokter menganjurkan untuk melakukan kemo sebanyak lima kali.
“Jangankan untuk biaya sebesar itu. Biaya sehari-hari saja berharap dari bantuan saudara,” lirih Misna.
Sementara Eha (25), istri Misna mengaku, kendati gratis, namun biaya kemoterapi tetap harus ditanggung sendiri. Belum lagi, biaya sehari-hari selama perawatan yang dirasa sudah sangat berat bagi keluarganya.
“Biaya kemo harus kita tanggung sendiri, belum lagi biaya sehari-hari. Dari mana kami dapat uang sebanyak itu,” imbuhnya.
Kini, Misna dan keluarga hanya bisa pasrah lantaran tak mempunyai biaya untuk mengobati kanker ganas tersebut. Mereka, hanya berharap ada dermawan yang mau mengulurkan tangannya, dan membantu pengobatan Misna.(Nda)
