Banten Hits – Ratusan warga Kampung Dadap Baru, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, menolak surat peringatan dua (SP-2) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang untuk penertiban permukiman warga yang mayoritas nelayan, Selasa (10/5/2016).
Bahkan, warga yang sudah mempersenjatai diri dengan senjata tajam, tiba-tiba menyerang petugas gabungan Polri, TNI, dan Satpol PP Kabupaten Tangerang. Bentrok fisik pun tak terhindarkan antara warga dan aparat.
BACA JUGA: Aksi Warga Dadap Tolak SP 2 Penggusuran Bentrok, Polisi Tembakan Gas Air Mata
Kampung Dadap Baru mendadak mencekam. Rentetan suara tembakan peringatan untuk menghalau massa terdengar di antara desingan gas air mata. Asap mengepul dari ban yang tak habis-habis terus dibakar massa. Beberapa jam kemudian, bentrok mereda.
BACA JUGA: Bentrok di Dadap Berangsur Reda, Polisi Siagakan Water Cannon
Setelah melalui proses yang alot, akhirnya warga mau bernegosiasi dengan pihak kepolisian. Itu pun setelah Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti datang dan menyambangi kerumunan warga bersenjata yang menolak pemberian surat peringatan dua (SP-2).
Selama kurang lebih 30 menit, Krishna Murti bernegosiasi dengan warga hingga akhir pemberian SP-2 diundur, karena situasi tidak memungkinan.
“Saya hanya meminta kepada warga, agar mereka yang membawa senjata untuk mundur dan melakukan negosiasi dengan damai,” kata Krishna Murti kepada wartawan.
Saat Krishna berjalan menuju Pos Polisi Dadap, dia berpapasan dengan Kasatpol PP Kabupaten Tangerang Yusuf Herawan. Krishna pun kemudian meminta agar Satpol PP Kabupaten Tangerang ditarik mundur. Bahkan Krishna menyebut Yusuf gagal menyampaikan SP-2.
“Kamu tidak bisa (menyampaikan SP-2)? Sana pulang!” ucap Krishna sambil menunjuk Yusuf di hadapan wartawan.(Rus)