Banten Hits – Kepolisian menggelar rekosntruksi pembunuhan Eno Parihah (19) di Mes PT Polypta Global Mandiri, Desa Jati Mulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Selasa (17/5/2016). Ratusan warga berbondong-bondong memadati lokasi rekonstruksi.
Rekonstruksi pembunuhan Eno menghadirkan tiga tersangka, Imam Ardian, Rahmat Arpian alias Mamat, dan Rahmat Alim. Nama terakhir masih berstatus pelajar SMP di Kabupaten Tangerang. Dia tinggal di Gang Musala Mustaddin, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
BACA JUGA: Satu Pelaku Pembunuh Eno Fariah Masih SMP
Ratusan warga terlihat memadati lokasi dilangsungkannya rekonstruksi. Petugas pun melakukan pengamanan ekstra ketat untuk mencegah hal yang tak diinginkan.
“Saya mau lihat orang-orang yang sadis bunuh wanita sampai sekeji itu,” jelas Erna (25), salah seorang warga kepada Banten Hits.
“Kan, katanya mau ada rekonstruksi jadi saya mau nontonin aja,” tambahnya.
Eno Parihah (19), warga Desa Pamandikan, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang, ditemukan tewas di mess PT Polypta Global Mandiri, Desa Jati Mulya, Kecamatan Kosambi, Tangerang, Jumat (13/5/2016). Jasad korban pertama kali ditemukan oleh dua orang rekan kerjanya. Saat ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB, jasad wanita yang diketahui baru satu satu tahun bekerja tersebut ditemukan tanpa busana dengan kemaluan tertancap cangkul.
BACA JUGA: Wanita Asal Serang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Mess PT Polypta Global Mandiri
Sebelum pembunuhan terjadi, salah seorang pelaku yang merupakan pacar korban sempat menghubungi korban untuk bertemu untuk yang terakhir kalinya, setelah pelaku tahu korban akan dijodohkan dengan pria lain.
BACA JUGA: Permintaan Pelukan Terakhir Sebelum Eno Parihah Diperkosa dan Dibunuh Sadis
Saat itulah ketiga pelaku kemudian memperkosa korban secara bergiliran. Tak hanya berhenti di situ, aksi bejat pelaku diteruskan dengan membunuh korban menggunakan gagang cangkul yang ditancapkan ke kemaluan korban hingga tewas.
“Ketiga tersangka sudah mengakui perbuatannya. Sebelum membunuh EF dengan sadis, mereka memperkosanya secara bergantian,” ujar Sutarmo.(Rus)