Banten Hits – Pemerintah diminta segera bergerak cepat menuntaskan maraknya kasus eksploitasi terhadap anak, yang tak jarang justru dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
Untuk mendapat rupiah, anak-anak tersebut dijadikan “mesin pencetak uang” oleh keluarga maupun pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hal tersebut dikatakan Imiarti MH, Kabid Media Elektronik dan Sosial Media pada Deputi Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di sela workshop uji publik pelatihan mengenal dan pencegahan Eksploitasi Anak, di Hotel Ratu, Kota Serang, Selasa (21/6/2016).
“Di Banten, terutama di wilayah Selatan, masih banyak anak yang usianya di bawah 10 tahun sudah berjualan. Walaupun tidak dipaksa oleh orang tuanya, ini namanya merampas hak,” jelas Imiarti.
Imiarti menilai, maraknya ekploitasi anak, sebagian besar merupakan dosa Pemerintah yang dianggap gagal memberikan pendidikan terhadap masyarakat untuk mewujudkan semangat Revolusi Mental.
“Ini masalah besar, mungkin masih banyak di wilayah Banten, eksploitasi anak menjadi hal yang biasa. Kalau ini terus dibiarkan, maka akan dilakukan secara turun-temurun,” katanya.
Pemerintah kata dia, harus menyelesaikan berbagai persoalan yang kini masih saja dihadapi anak-anak di Indonesia. Salah satunya, memberikan jaminan kepada anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi
“Banyak anak-anak yang berjualan karena mereka tidak bisa sekolah akibat orang tuanya tidak mampu,” katanya.(Nda)