Banten Hits – Gundulnya hutan di Gunung Aseupan diduga menjadi penyebab terjadinya banjir bandang yang melanda Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, beberapa waktu lalu.
Tercatat, ada tiga pengelola disekitar hulu Kali Mati, diantaranya, Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani) yang mengelola 30 hektar, Lembaga Penelitan dan Pengembangan (Litbang) Institut Pertanian Bogor (IPB) 3.000 hektar, dan Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Tahura 1.670 hektar.
BACA: Gunung-gunung di Pandeglang Gundul Penyebab Banjir Bandang
Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Pandeglang menyebut, banjir bandang yang menewaskan 4 orang tersebut diduga karena longsornya hutan yang dikelola oleh Penelitan dan Pengembangan (Litbang) Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Yang longsor itu hutan yang dikelola Litbang,” kata Kepala Dishutbun Pandeglang, Firman Abdul Kadir, kepada awak media, Senin (1/8/2016).
BACA: Rano Minta Penyebab Banjir Bandang di Pandeglang Diselidiki
Anak gunung seluas 3000 hektar yang dikelola IPB tersebut longsor dan menutup jalur utama kawasan Pantai Carita dan merusak fasilitas umum lainnya. Tak kurang, kata dia, ada 25 titik longsor di kawasan tersebut.
“Informasi yang kita dapat dari warga, memang ada 25 titik longsor di hutan itu,” ungkapnya.
BACA: 4 Orang Diperiksa Polisi Terkait Banjir Bandang Pandeglang
Sementara itu, Kepala Tahura, Asep Mulya mengamini jika longsor bukan terjadi di kawasan Tahura.
“Itu sudah clear, yang jelas longsor itu bukan di Tahura. Makanya, waktu itu saya buat hastag (#) Bukan di tahura,” katanya.(Nda)