Banten Hits – Dituduh menyantet, pasangan suami istri Sarip (70) dan Markati (60) warga Kampung Madur, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang tewas dibunuh, Minggu (24/7/2016).
Pasutri yang lanjut usia tersebut tewas di tangan Sahran, tetangganya sendiri yang dendam karena menganggap kematian adiknya lantaran disantet korban. Namun, Sahran tak sendiri menghabisi nyawa Sarip dan Markati. Ia dibantu dengan lima orang lainnya.
BACA: Pasutri di Rancapinang Dibunuh karena Dituduh Menyantet
Bahkan, dua diantaranya yakni Sunaya dan Sahri warga Kabupaten Lebak sengaja dipinta Sahran untuk membantu melancarkan aksi pembunuhan tersebut. Mereka dibayar Rp4,5 per orang.
BACA: Tarif Pembunuh Bayaran Pasutri di Pandeglang Rp 4,5 Juta
Kapolres Pandeglang, AKBP Ary Setiawan, kemarin, mengungkapkan, sebelum membunuh korban, keenam pelaku terlebih dahulu menyusun rencana di salah rumah pelaku Sartim yang lokasinya tak jauh dari rumah korban.
BACA: Pembunuhan Pasutri di Rancapinang Pandeglang Sudah Direncanakan
“Setelah berkumpul, pelaku menuju rumah korban lewat pintu belakang,” ujar Ary.
Kemudian, Sahran mengetuk pintu rumah korban yang dibuka oleh Markati. Tanpa basa basi, nyawa markati langsung dihabisi pelaku. Mendengar kegaduhan di dapur rumahnya, Sarip yang tengah tertidur terbangun.
“Korban (Sarip-red) bangun. Pas dia keluar, pelaku langsung membacok dengan celurit dan dipukul dengan batu,” ucap Kapolres.
Setelah menghabisi nyawa kedua korbannya, para pelaku lalu membuang jasad kedua pasutri tersebut ke dalam sumur.
“Pelaku memasukan jasad korban ke dalam sumur dan ditimpa jetpump,” imbuh Kapolres.(Nda)
