Banten Hits – Puluhan nelayan Kampung Cikubang 5, Desa Argawana, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Selasa (30/8/2016), mendatangi PT Harapan Teknik Shipyard (HTS) dan PT Maju Maritim Indonesia (MMI).
Kedatangan mereka ke perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kapal baru dan docking tersebut terkait dengan dugaan penyerobotan lahan yang menjadi lokasi tambat perahu yang biasa digunakan para nelayan.
“Tahun 2014 kami direlokasi oleh PT HTS. Dengan menggunakan jasa lain, Sejak saat itu kami dititipkan di sebuah tempat labuh milik PT MMI,” kata koordinator nelayan, Achmad Faidillah Syam.
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul sebuah surat dari PT MMI yang ditujukan kepada nelayan. Surat bernomor MMI/BJN/01/VIII/2015 tersebut berisi agar nelayan mengosongkan lahan tersebut hingga batas waktu 21 Agustus 2016.
“Jadi dari tanggal 21 Agustus kita sudah tidak bisa melakukan aktivitas melaut. Perahu kami dikurung oleh MMI. Tapi kami maklum, karena perusahaan itu hanya kebagian ‘dosa titipan’ saja. Dan sekarang, kami belum mendapat pengganti dari PT HTS,” sesalnya.
Dari data yang diperoleh Banten Hits, area tambat perahu mempunyai luas 9,575 meter persegi yang akan digunakan oleh PT HTS dimana sebelumnya lahan tersebut merupakan hak tambat sekira 80 perahu nelayan setempat berdasarkan SK Bupati Nomor: 593/SE.250-Huk/1992 tertanggal 12 Mei 1992 tentang Penunjukkan Tanah yang Dikuasai Negara Sebagai Tempat Pangkalan Perahu Nelayan.
“Intinya lahan tambat perahu yang kita gunakan selama ini akan kita rebut kembali dari PT HTS. Kita akan sampaikan masalah ini ke DPRD hari Kamis (1/9/2016) besok,” tambah Roni Hasroni, salah seorang nelayan lainnya.
Hingga berita ini dipublish belum ada konfirmasi dari dari manajemen PT HTS.(Nda)
