Banten Hits – Puluhan masyarakat Desa Anggalan, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak mendatangi Pondok Pesantren Nurul Arfah di desa tersebut, menyusul adanya dugaan pencabulan yang dilakukan Haerudin, pimpinan pondok pesantren tersebut kepada salah satu santriwatinya.
Wartawan Banten Hits Fariz Abdullah melaporkan, massa mengecam tindakan tak terpuji pimpinan pondok pesantren sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama namun tidak memberi contoh yang baik.
“Kita seruan moral dan meminta kepada warga yang menyekolahkan anaknya di Ponpes Nurul Arfah agar lebih berhati-hati. Khawatir terjadi hal yang sama,” kata Abidin, kakak kandung AW (14), salah seorang korban pencabulan kepada Banten Hits, Senin (3/10/2016).
BACA JUGA: Santriwati Ponpes Nurul Arfah Cikulur Lebak Ngaku Dicabuli Gurunya
Abidin mendesak supaya penegak hukum melakukan proses lebih lanjut dan memberikan hukuman yang sesuai undang-undang terkait kasus asusila yang dilakukan pimpinan pondok pesantren itu.
“Usut kasus ini hingga tuntas! Saya tidak terima sebab jika dibiarkan khawatir akan terjadi kepada santri lainnya,” jelasnya.
Menurut Abidin, pihak Pondok Pesantren Nurul Arfah mengaku akan mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukan pimpinannya dengan menempuh jalur musyawarah.
“Haerudin minta diselesaikan secara musyawarah, namun saya tetap melakukan upaya hukum,” ucapnya.
Sebelumnya, Haerudin, guru sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Nurul Arfah, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, diduga telah mencabuli AW (14), siswi Kelas 3 MTS di pesantren tersebut.
Ulah memalukan sang guru terungkap setelah AW buka mulut kepada kakak kandungnya, Abidin. Semula, pelajar yang tinggal di Kampung Kadulapang, Desa Anggalan, Kecamatan Cikulur ini enggan menceritakan peristiwa yang dialaminya. Namun, berkat ketenangan dan ketelatenan Abidin, dia akhirnya menceritakan aib tersebut.(Rus)