Banten Hits – Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang terus “menggilir” satu persatu pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pandeglang untuk mengumpulkan dua alat bukti sebelum menetapkan tersangka dalam kasus dugaan penyelewengan Tunjangan Guru Daerah (Tunda).
Salah satu pejabat yang mendapat giliran diperiksa adalah Kepala Dindikbud Kabupaten Pandeglang Muhammad Amri. Dia diperiksa di Kejari Pandeglang, Rabu (5/10/2016).
Berbeda dengan pejabat sebelumnya yang selalu bungkam, Amri malah mengaku siap membongkar dan membantu Kejari Pandeglang mengungkap kasus tersebut hingga terang benderang. Meski demikian, dia mengaku tidak mengetahui siapa dalang di balik kasus tunda tersebut.
“Kita sudah komitmen dari awal akan membantu aparat hukum untuk mengungkap kasus ini. Ya siap (membantu). Tapi sampai saat ini saya tidak tahu siapa pelakunya,” tegas Amri usai diperiksa penyidik Kejari Pandeglang kepada wartawan, Rabu (5/20/2016).
Saat ditanya adanya indikasi keterlibatan mantan kepala dinas sebelum dirinya yang telah memanipulasi jumlah guru, Amri mengaku tidak mengetahui hal itu.
“Saya tidak tahu (keterlibatan mantan) kepala dinas yang lain. Kalau saya hanya fokus seputar tupoksi saya selama saya menjabat menjadi kepala dinas. Bagaimana cara mengajukan, membuat SPM (surat perintah membayar) membuat DPA (dokumen pelaksanaan anggaran). Itu saja,” jelasnya.
Data yang berhasil dihimpun Banten Hits, jumlah guru yang mendapatkan program tersebut sebanyak 8.000 orang, namun hanya 7.025 guru yang diberikan tunda. Sisanya diduga diselewengkan oknum di Dindikbud dengan nilai tunjangan per guru sebesar Rp 250 ribu.(Rus)
