Banten Hits – Mediasi antara warga Cilodan dan Pangabuan, Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon terkait dengan pembebasan lahan yang akan digunakan PT Synethetic Rubber Indonesia (SRI) berakhir deadlock, Senin (10/10/2016).
Dalam mediasi tersebut, warga maupun PT SRI yang merupakan perusahaan patungan antara PT Chandra Asri Petrochemical dan Compagnie Financiere Michelin perusahaan asal Prancis sama-sama tak menemukan kesepakatan harga lahan yang akan dibeli perusahaan untuk kepentingan produksi.
Dari harga yang diinginkan warga Rp3 juta per meter, pihak perusahaan mengaku hanya mampu menyediakan dana untuk pembebasan lahan Rp750 ribu per meter.
BACA JUGA: Warga Cilegon Minta Pembangunan Pabrik Ban Synethetic Rubber Indonesia Dihentikan
“Semua warga sudah sepakat minimal Rp3,5 juta per meter. Kalau perusahaan hanya beli Rp750 ribu per meter lalu kami harus meninggalkan tempat lahir kami, budaya dan warisan nenek moyang kami tentu kami menolak. Kalau itu tidak disepakati, pembangunan oleh perusahaan harus dihentikan,” tegas Haerudin salah seorang perwakilan warga.
Abraham Sinawrta, Direktur PT Panca Puri sebagai perusahaan yang mengurusi pembebasan lahan untuk pembangunan PT SRI mengaku, sangat keberatan dengan nilai yang diajukan warga.
“Total bangunan di Kampung Cilodan dan Pangabuan sekitar 600 unit. Kalau satu bangunan dikalikan paling kecil Rp100 juta, berapa rupiah yang perusahaan harus siapkan,” ucap Abraham.
Pihaknya meminta pengertian warga lantaran nilai yang diinginkan warga sangat memberatkan perusahaan.
“Kan sudah ada tim pembebasan lahan yang didalamnya juga ada unsur pemerintah. Sekarang ini, ada kelompok-kelompok yang membuat kami tidak nyaman. Padahal, kami menginginkan pembebasan lahan ini jelas, dan kondusif,” bebernya.(Nda)