Banten Hits – Selama kurun enam bulan terakhir di 2016, tingkat kekerasan anak di Banten mencapai 22 kasus. Pelaku kekerasan tersebut tak lagi didominasi orang dewas, namun ada juga anak yang menjadi pelaku kekerasannya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten Uut Lutfi saat menghadiri pembentukan LPA Kabupaten Tangerang, Kamis (8/12/2016).
“Kasus ini setiap tahun meningkat, bahkan pelakunya tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak. Dengan motif yang bermacam-macam tentunya. Yang paling miris adalah kekerasan seksual di angka 51 persen, 40 persen fisik, 9 persen lainnya adalah psikis,” paparnya.
Dari angka kekerasan anak itu, lanjut Uut, 52 persen peristiwa kekerasan di Banten terjadi di kawasan perkampungan.
“Di sini kita untuk menyiapkan generasi ke depan jauh dari korban kekerasan anak maupun pelaku. Kami menyikapi ini karena berdasarkan data laporan yang kami terima, 52 persennya berasal dari lingkungan perkampungan,” jelasnya.
Ia juga menerangkan, kebanyakan predator anak berasal dari orang terdekat korban, termasuk keluarga. Lutfi mengimbau agar masyarakat ikut berperan dalam menyikapi hal tersebut, serta memiliki pemahaman untuk mengantisipasi perilaku menyimpang ini.
“Sangat memprihatinkan, justru pelakunya adalah keluarga sendiri bahkan orang yang harus diteladani. Jangan hanya menjustifikasi anak ketika mereka berada di lingkungan yang tidak tepat, tetapi perlu ada dialogis dalam keluarga itu sendiri, karena seorang anak butuh keteladanan dari peran orang tuanya,” pinta Lutfi.(Rus)
