Banten Hits – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dinilai tidak memiliki konsep memperbaiki dunia pendidikan di Indonesia, menyusul batalnya sejumlah wacana yang digaungkan ke publik, seperti penerapan full day school dan moratorium Ujian Nasional (UN).
“Mau bercanda ngurus pendidikan di Indonesia? Jangan jadikan kelinci percobaan kepada anak anak bangsa! Ini soal kecerdasan anak bangsa,” tegas Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Provinsi Banten Ahmad Zaenal Maki saat berbincang dengan Banten Hits di Pandeglang, Sabtu (10/12/2016).
Menurut pria yang akrab disapa Maki, saat ini sudah menjadi rahasia umum setiap pergantian Menteri Pendidikan ada saja kebijakan menteri sebelumnya dihapus diganti dengan baru. Salah satunya pergantian Kurikulum. Padahal, pergantian ini belum tentu lebih baik dari sebelumnya.
“Akhirnya guru, pihak sekolah, dan terutama siswa yang menjadi korban. Kita tahu berapa kali Indonesia melakukan pergantian kurikulum? Seperti kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kurikulum tingkat satuan pendidkan (KTSP), kurikulum 13 (Kurtolilas),” jelasnya.
Dia berharap, pemerintah lebih fokus memperbaiki kualitas tenaga pendidik dan perbaikan infrastruktur sekolah, Sebab di Indonesia masih banyak daerah yang belum memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.
“Lihat saudara-saudara kita di pelosok, begitu sulitnya mereka mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik. Ditambah lagi kualitas tenaga pendidik masih banyak yang kurang memadai,” terangnya.(Rus)