Cilegon – Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Cilegon menjadi korban pungutan liar (pungli) oknum pejabat Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon. Mereka dipaksa menyerahkan uang Rp 50 ribu setiap orangnya kepada oknum tersebut.
Praktik yang mencoreng dunia pendidikan di kota yang dipimpin Tb. Iman Ariyadi ini terungkap setelah para guru melaporkan ke Ketua Fraksi Kebangkitan Demokrasi DPRD Kota Cilegon Rahmatullah.
Terkait laporan poara guru PAUD itu, Rahmatullah langsung mendatangi Kantor Dindik Cilegon di Lingkungan Penjagalan, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang Wetan, untuk melakukan klarifikasi, Jumat (13/1/2017).
“Kedatangan saya saat ini guna melakukan klarifikasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon Muhtar Gojali terkait laporan (pungli) itu. Selain itu saya meminta agar (dindik) menelusuri terkait adanya dugaan pungli kepada guru PAUD oleh oknum bawahannya,” kata Rahmatullah.
Rahmatullah menjelaskan, para guru PAUD korban pungli oknum pejabat Dindik ini telah melaporkan secara detail soal pungutan yang tidak diketahui penggunaanya itu.
“Jika tidak diberikan (uang pungli) oknum dindik tersebut memasang muka masam,” jelasnya.
Selain soal pungli, Rahmatullah juga menyoroti jumlah honor yang didapat guru PAUD sebesar Rp 900.000 yang dibayarkan setiap tiga bulan.
“Miris sekali saya dengan nasib guru PAUD ini. Sudah dibayarnya setiap tiga bulan sekali dan nilainya juga tidak seberapa, terus diminta lagi sama oknum dindiknya,” tegasnya.
Kepala Dindik Kota Cilegon Muhtar Gojali saat dikonfirmasi awak media mengaku akan langsung mengumpulkan semua guru PAUD untuk mengetahui secara pasti adanya dugaan pungli yang dilakukan oleh oknum pejabat di lingkungannya itu.
“Insya Allah minggu depan semua guru PAUD saya panggil untuk menanyakan apa sih yang terjadi sebenarnya,” ucapnya.(Rus)
