Cilegon – Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di sejumlah perusahaan di Provinsi Banten menjadi salah satu isu yang dibahas pada debat terakhir cagub dan cawagub Banten, di Hotel The Royal Krakatau Cilegon, Kamis (9/2/2017) malam. Tenaga Kerja Asing yang semakin menyentuh sektor mikro dinilai akan memarjinalkan potensi masyarakat lokal yang seharusnya diberdayakan.
“Salah satunya di pabrik semen merah putih, Bayah Lebak, apa solusi dari calon wakil gubernur nomor urut dua (Embay-red)?,” tanya moderator debat.
“Soal TKA, kita tentu tidak bisa seratus persen membatasi. Tapi kita perketat regulasinya. Kita batasi Tenaga Kerja Asing hanya pada bidang yang sangat dibutuhkan yang boleh masuk, tenaga kerja lokal harus diutamakan dan dilindungi,” jawab Embay.
Terkait dengan keberadaan TKA di pabrik semen merah putih, Embay hanya menjawab jika dirinya baru saja meninjau ke pabrik tersebut.
“Untuk persoalan pabrik semen merah putih di Bayah, kemarin saya baru ke sana. Jumlah TKA di sana tinggal 18 orang,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, cawagub nomor urut satu Andika Hazrumy nampak kurang puas dengan jawaban rivalnya. Menurut putra Ratu Atut Chosiyah ini, masyarakat tak boleh lagi hanya menjadi penonton di daerahnya. Memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean, masyarakat harus dibekali dengan berbagai kemampuan dan pelatihan agar mampu bersaing dengan TKA.
“Disnaker harus mampu berperan, sweeping melihat tenaga kerja sesuai kontekstual,” katanya.
Embay yang kembali menanggapi kemudian menambahkan jika mental masyarakat Banten harus dirubah. Menurutnya, pelatihan memang diperlukan akan tetapi perubahan mental tak kalah penting.
“Masyarakat kita masih butuh skill mental. Merubah mental yang selama ini kurang berani, tidak hanya melatih hards kill. BLKI perlu, tapi merubah mental lebih perlu, masyarakat Banten butuh itu,” terangnya.(Nda)