Pandeglang – Forum Kota Pemuda dan Masyarakat Pandeglang mendesak Badan Pengelola Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Lingkungan (Tawa Sopan) dibubarkan.
Mereka menuding dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikelola pengelola tidak disalurkan dengan tepat sasaran. Salah satunya, CSR dari Bank BJB, yang kegiatannya dinilai bukan menjadi prioritas yang dibutuhkan masyarakat.
Bahkan, penyaluran CSR diduga hanya menguntunkan kelompok tertentu yang mempunyai kedekatan Tawa Sopan. Misalnya saja, pembangunan Tugu KB Labuan, dan dana yang disalurkan kepada Gerakan Pemuda Kota Labuan dan Gerakan Peduli Masyarakat (GPM) Banten.
“Ini tidak sesuai dengan amanat Perda Nomor 8 tahun 2011 tentang Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Lingkungan,” kata Ucu Fahmi saat berorasi di depan Kantor BJB Pandeglang, Selasa (25/5/2017).
Ditambah lagi, selama ini tidak ada transparansi berapa dana CSR yang dikeluarkan oleh BJB untuk dikelola Tawa Sopan. Selain tulisan desakan agar Tawa Sopan dibubarkan dan kecaman terhadap Bank BJB, pengunjuk rasa juga membentangkan karton bertuliskan sindiran kepada Bupati Pandeglang Irna Narulita. Dalam tulisan itu, mereka menilai Irna tak mampu memimpin Pandeglang.
“Tidak ada transparansi berapa sebenarna BJB menggelontorkan CSR kepada Tawa Sopan setiap tahunnya. Harga mati buat kami, bubarkan Tawa Sopan karena hanya menguntungkan kelompok tertentu,” tegasnya.
Tak hanya meminta Tawa Sopan dibubarkan, pengunjuk rasa lainnya, Sobhana Aob Ilham bahkan meminta BJB tak lagi beroperasi di Pandeglang lantaran Banten sudah memiliki bank sendiri (Bank Banten).
“Kami minta BJB angkat kaki dari Pandeglang dan bubarkan Tawa Sopan karena banyak melanggar aturan,” tandasnya.(Nda)
