Fotografi buat Chandra Sanusi tak hanya sekadar ritus untuk mengejar pundi-pundi semata. Jauh dari itu, fotografi bagi Chandra Sanusi merupakan panggilan hati. Karenanya, aktivitas fotografi masih setia dilakoni Chandra Sanusi meski gerak fisik sudah tak gesit lagi.
Reporter Banten Hits Yogi Triandono menjumpai Chandra Sanusi dalam acara Melasti di Kawasan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Maret 2017 lalu.
Hamparan pasir putih di kawasan Tanjung pasir seperti berkilauan tersapu cahaya matahari yang terik. Siang itu, ribuan umat Hindu Banten menggelar ritual keagamaan. Angin berdesir pelan seperti turut mengamini.
Kehadiran Chandra Sanusi dalam kegiatan Melasti cukup menarik perhatian. Selain bentuk fisik yang sudah tak muda lagi dibanding juru foto lain, penampilan Chandra Sanusi yang eksentrik mengundang orang untuk mengenal lebih jauh soal sosoknya.
Sambil memotret kegiatan Melasti dengan kamera Leica miliknya, pria 85 tahun ini menjelaskan, dirinya telah menggeluti hobinya sejak masa kuliah. Hingga kini ia telah menghasilkan ribuan foto dari hasil jepretannya.
“Saya moto sejak tahun 1960-an. Semasa kuliah dulu hingga sekarang saya masih moto dan menghasilkan ribuan foto, walau pun beberapa sudah ada yang rusak,” jelas Chandra.
Pria yang tinggal di Tomang Utara, Nomor 26, Jakarta Barat ini mengatakan, kegiatan fotografi yang dilakukan tidak semata-mata mengejar uang belaka, melainkan sekedar menyalurkan hasrat akan hobi-nya merekam histori agar dapat dikenang lain waktu.
“Saya kan juga punya usaha parkir di Jakarta. Jadi kalau fotografi saya hanya menyalurkan hobi saja. Jika menurut saya momennya bagus, itu wajib diabadikan,” ujarnya.
Disinggung hingga kapan ia akan terus memotret, Chandra menegaskan, ia akan terus memotret hingga waktu yang nanti akan menghentikannya.
“Mungkin saya baru berhenti menggeluti hobi saya jika tubuh saya tidak memungkinkan lagi. Kalau sekarang saya masih kuat. Ke sini saja masih nyetir mobil sendiri,” kata Chandra sambil tertawa.(Rus)