Pandeglang – Kawasan Wisata Cihunjuran merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kabupaten Pandeglang. Kawasan ini termasuk dalam wilayah kawasan hutan BKPH Pandeglang RPH Mandalawangi.
Selain dikenal dengan wisata alamnya, terdapat pula sebuah situs bersejarah berupa batu Menhir dan Lingga yang merupakan peninggalan Kerajaan Salakanegara. Situs ini merupakan situs tertua di Pulau Jawa, lebih tua dari situs peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Bogor, Jawa Barat.
Di sampingnya terdapat pemandian alam yang berasal dari mata air Gunung Pulosari. Sayangnya, meski masih dapat terlihat namun peninggalan bersejarah tersebut kondisinya jauh dari kesan perawatan, sehingga keberadaannya tak terlihat sebagai benda peninggalan bersejarah
LIHAT VIDEO: Trip Wisata Kampung Domba, Banyu Biru, dan Cihunjuran (3)
Padahal, wisata sejarah yang berada di Kampung Cihunjuran, Desa Pandat ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat luar daerah. Terutama pada saat akhir pekan, wisata ini selalu ramai dikunjungi.
“Ada yang memang ingin sekedar mandi maupun hanya sekedar ziarah,” kata Surya, salah seorang petugas tiket, Sabtu (13/5/2017).
Penataan dan perawatan kawasan wisata Cihunjuran oleh pemerintah daerah sangat diperlukan. Apalagi, wisata Cihunjuran dinilai akan menjadi destinasi wisata unggulan bagi Kabupaten Pandeglang.
“Perawatan terhadap situs bersejarah tentu harus dilakukan dan penataan pemandian sebagai wisata alam juga perlu dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Davied Becek, penggiat lingkungan dari Himpunan Pemuda Pecinta Alam (HIPPAalam) Pandeglang
Namun, David menyarankan kepada pemerintah agar melakukan pendekatan secara persuasif dan kreatif saat melakukan revitalisasi di kawasan wisata tersebut.
“Sosialisasi dan berikan pemahaman yang mendidik dan humanis sangat penting terutama kepada masyarakat yang sudah lama mendiami kawasan tersebut. Ini penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ,” tuturnya.
Petugas Perum Perhutani Muhamad Fajri menambahkan, penataan memang perlu dilakukan dengan dibaringi sosialisasi kepada masyarakat dan pengunjung kawasan tersebut untuk tetap menjaga keasriannya.
“Menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pengunjung sangat diperlukan. Kurangnya kesadaran akan berdampak pada hilangnya peninggalan sejarah seiring perkembangan zaman,” katanya.(Nda)