Pandeglang – Dari 250 paket proyek di Kabupaten Pandeglang yang dilelang Unit Layanan Pengadaan (ULP), 118 paket diantaranya sudah ditayangkan.
“Kalau lihat dari schedule, itu ada di akhir Mei, awal dan pertengahan Juni,” kata Kepala ULP Pandeglang, Asep Rahmat, di Gedung Setda Pandeglang, Senin (29/5/2017).
“Kurang lebih sudah ada 29 paket (pemenang lelang). Bulan depan sudah bisa dimulai pekerjaannya,” sambung Asep.
Asep menjelaskan, dari nilai total paket Rp215 Miliar, total nilai yang terealisasi sudah mencapai Rp162 Miliar.
“Itu artinya, tahapan lelang sudah mencapai 77% dan pada Juni beberapa pekerjaan sudan bisa dilaksanakan,” tuturnya.
Kata dia, ada sekitar 10 paket yang mengalami gagal lelang karena tidak mengupload penawaran dan sepi penawar. Namun, ia tak bisa menyebut secara rinci paket apa sajakah yang gagal lelang tersebut.
“Belum tahu apa saja,” ucapnya.
Meski penyerapan menunjukkan angka positif, namun hal tersebut tak terjadi pada paket-paket non lelang atau Penunjukkan Lansung (PL). Dari 1.520 paket non lelang, baru diselesaikan 80 paket dengan total Rp 7,2 Miliar.
“Kalau diprogres baik dari jumlah paket maupun keuangan itu sekitar 4%, kalau dibulatkan jadi 5%,” katanya.
BACA JUGA: Giliran Kadin Angkat Suara soal Mafia Proyek di Pandeglang
Ia juga mengeluh soal kelompok kerja (Pokja). Pasalnya, dari pokja yang ada, juga harus membagi waktu di SKPD.
“Pokjanya overload, itu yang jadi persoalan. Kami juga punya kepentingan dalam rangka penyerapan anggaran. Tentu, kalau bicara tentang penyerapan anggaran APBD itu didomonasi oleh pengadaan barang dan jasa, ya kalau pokjanya masih begini akan terus jadi kendala. Baiknya, pokja memang fokus di ULP,” bebernya.(Nda)