Pandeglang – Sepuluh tahun Erna Martina Rosadi (11) menderita gizi buruk. Kondisi putri kelima dari pasangan suami istri Rohmah dan Yadi Supriadi warga Cibaliung, Kabupaten Pandeglang ini semakin memprihatinkan. Pasalnya, selain gizi buruk, organ jantung, hati dan ginjal Erna juga mengalami gangguan.
Bulan Mei 2017 lalu, Erna dibawa ke Puskesmas Cibaliung. Namun, pihak puskesmas merujuk Erna ke RSUD Berkah Pandeglang. Tiga hari dirawat, dokter RSUD mengatakan kepada keluarga jika Erna lebih baik dirawat di puskemas dengan alasan sudah ada bantuan dari pemerintah bagi pasien gizi buruk.
BACA JUGA: Pasien Gizi Buruk di Pandeglang Dipingpong RSUD dan Puskesmas
Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Puskesmas Cibaliung, Amsor mengaku, pihaknya justru sudah membujuk keluarga agar mau membawa Erna ke puskesmas. Namun kata Amsor, keluarga Erna menolak.
“Dirawat di puskesmas aja enggak mau. Apalagi ke rumah sakit. Keluarganya enggak kooperatif,” kata Amsor, Jumat (21/7/2017)
Menangani gizi buruk kata Amsor perlu dukungan keluarga dan stakeholder terkait.
“Termasuk penanganan dari spesialis anak. Di samping masalah gizi buruk ada gangguan tumbuh kembang bawaan lahir dan organ lainnya. Pasien punya KIS (Kartu Indonesia Sehat) kok, jadi enggak ada masalah kalau soal biaya,” terang Amsor.
Iman Rismanto, kakak Erna mengatakan, keluarga bukan enggan membawa kembali Erna ke puskesmas. Keluarga khawatir apa yang dialami Erna pada Mei lalu terulang lagi.
“Iya dari puskesams ke sini bilangnya mau dirujuk ke rumah sakit provinsi. Cuma yang kita khwatirin nanti disuruh pulang lagi,” imbuhnya.(Nda)
