Serang – Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (17/7/2017) lalu.
BACA JUGA: Front Aksi Rakyat Banten Desak KPK Tahan Setya Novanto
Dalam kasus tersebut, Novanto diduga menyalahgunakan wewenang dan jabatannya yang menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp2,3 Triliun dari nilai proyek Rp5,9 Triliun.
BACA JUGA: Novanto Tersangka Kasus e-KTP, Golkar Cilegon: Proses Hukum Harus Dihormati
Tiga hari kemudian, mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah divonis 5,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta. Atut terbukti melakukan korupsi dalam pengadaan alat kesehatan (alkes) rumah sakit rujukan Provinsi Banten.
BACA JUGA: Kasus Alkes, Ratu Atut Dituntut Delapan Tahun Bui
Ditemui di sela-sela Gerakan Banten Bebersih, di Keraton Surosowan, Kawasan Banten Lama, Kota Serang, Jumat (21/7/2017). Wali Kota Serang, Tubagus Haerul Jaman memilih bungkam saat awak media meminta tanggapannya terkait dua hal tersebut.
Adik tiri Atut yang juga kader Partai Golkar ini lebih memilih menjawab pertanyaan yang lain.
“Udahlah saya tidak mau berkomentar itu, yang lain saja,” kata Jaman.
Saat awak media menanyakan hal yang sama kepada Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Gubernur Banten Wahidin Halim langsung bereaksi.
“Kamu tidak boleh begitu,” kata Wahidin.(Nda)
