Tangerang – Provinsi Banten menjadi salah satu provinsi yang paling rendah tingkat kesadaran wanita nya untuk deteksi dini kanker leher rahim atau kanker serviks. Untuk itu, segala upaya digerakkan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya deteksi dini pencegahan kanker serviks.
“Mencegah itu lebih baik dari pada mengobati, deteksi rutin itu cukup hanya dilakukan setahun sekali, prosesnya hanya dua menit langsung ketahuan,” ujar dr. Ira Simatupang salah satu dokter di RS Hermina Tangerang saat Seminar Pencegahan Kanker Serviks di Hotel Grand Tullip Essential, Kota Tangerang, Senin (31/7/2017).
Dirinya mengatakan, penderitaan kanker merupakan yang paling parah. Bahkan, anti nyeri semacam morfin pun tidak bisa menghilangkan nyerinya. BPJS pun telah mengeluarkan biaya Rp. 3,39 trilliun pada Januari 2014 hingga Juni 2014.
“Sebelum meninggal adalah penderitaan yang tidak tertahankan, belum lagi keuangannya, jadi yang seharusnya bisa dicegah, kenapa harus menunggu parah?,” tuturnya.
Dr. Ira menambahkan, seluruh perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual wajib melakukan tes kanker serviks. Pasalnya, gejala awal tidak dapat terlihat dengan jelas.
“Gejala awal tidak akan terasa, kalau sudah ada gejala berarti sudah parah, jadi seluruh perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual harus melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) tes,” kata Ira.
Dirinya pun mengajak seluruh perempuan usia 9-50 tahun untuk melakukan vaksin kanker serviks untuk pencegahan kanker serviks. Bahkan, seluruh tenaga kesehatan dari mulai puskesmas pun sudah dibekali deteksi dini kanker serviks.
“Ayo semua perempuan untuk vaksin kanker serviks dan deteksi dini. Seluruh tenaga kesehatan sudah digalakkan untuk dapat memiliki keterampilan iva tes ini,” tandasnya.(Zie)
