Serang – Praktik korupsi di Provinsi Banten dirasa masih meningkat. Hal itu diketahui setelah Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan survei pada tahun 2017.
Hasil survei ICW, sebanyak 54% warga mengatakan bahwa korupsi di Banten meningkat, 38% tidak ada perubahan, dan hanya 8% saja warga yang mengatakan jika korupsi di Banten menurun.
Hasil tersebut tak jauh berbeda dengan persepsi masyarakat pada praktik korupsi pada tahun 2016, di mana 67% warga mengatakan korupsi meningkat, 22% tidak mengalami perubahan dan 9& warga merasa bahwa ada penurunan
“Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat memandang tingkat korupsi di banten dalam satu tahun terakhir tidak mengalami peningkatan signifikan, namun pada tahun 2017 terlihat lebih optimis dibanding tahun 2016,” ujar Koordinator ICW Ade Irawan, saat Desiminasi Hasil Survei Nasional Antikorupsi, di Hotel Amaris, Kota Serang, Selasa (8/8/2017).
Ade menjelaskan, korupsi di Banten masih banyak terjadi pada sektor pelayanan publik.
“Faktanya jelas, korupsi masih terjadi di tempat pelayanan publik yang melibatkan orang banyak, praktik suap masih terjadi. Artinya, masih ada pekerjaan rumah, pemerintah harus memperbaiki tata kelolanya agar tidak ada lagi ruang itu,” saran Ade.
Ia menilai, pemerintah daerah tidak serius memberantas korupsi hingga ke akar.
“Dibanding pemerintah pusat, pemerintah daerah terlihat tidak serius,” jelasnya.(Nda)
