Serang – Pengelolaan hasil pertanian di Kota Serang belum maksimal. Hal ini dengan dibuktikannya, masih banyak para petani yang lebih cendrung menjual hasil pertaniannya ke luar daerah, dari pada memasarkan hasil ke pasar daerah sendiri.
Kepala Dinas Pertanian Kota Serang, Anis S Salam mengatakan, kualitas padi di Kota Serang terbilang bagus sehingga banyak tengkulak berani bayar dengan harga lebih tinggi dari pada harga yang ditetapkan Bulog.
“Beras yang kita hasilkan kualitas yang cukup bagus. Yang kita sesalkan petani menjualnya ke daerah Karawang dan di beli lagi sama orang Serang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (5/1/2018).
Anis menambahkan, pihaknya tidak bisa menghalangi atau mencegah petani menjual gabah dan berasnya ke luar daerah karena pihaknya tidak memiliki wewenang untuk melakukan hal tersebut.
“Kami tidak bisa menghalangi penjualan beras ke luar daerah, karena hal itu adalah hak petani untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” terangnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan harga pembelian pemerintah harga gabah kering petani (GKP) Rp 3.700 per kilogram, sementara dari para tengkulak sebesar Rp 4.800.
“Ini terlalu murah, dan Bulog kalah bersaing dengan tengkulak,” ucapnya.
Meskipun masih banyak permasalahan, Anis tetap akan tetap menjadikan sawah luhur sebagai lumbung pangan di Kota Serang.
“Agar lahan itu tetap terjaga kita akan mengunci Sawah Luhur menjadi wilayah pertanian khususnya tanaman padi,” tuturnya.
Sementara itu, Ending petani sawah luhur, mengatakan dirinya terpaksa menjual ke tengkulak karena harganya lebih tinggi dibanding ke pemerintah.
“Kita jual ke tengkulak untuk mendapatkan harga yang lebih bagus,” pungkasnya.(Zie)