Cilegon – Warga Lingkungan Gerem bersitegang dengan anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon saat membahas persoalan dampak lingkungan akibat ledakan dari area produksi PT Dover Plan B pada Sabtu (16/12/2017) lalu. Ketegangan terjadi saat proses mediasi yang berlangsung di ruang rapat DPRD Kota Cilegon, Selasa (9/1/2017).
“Dover betul-betul tidak menganggap warga Gerem layaknya manusia. Kami sampai tidak tahu kalau perusahaan itu membangun Plan B,” kata Dulatif, perwakilan Forum Komunikasi Pemuda Gerem.
Namun saat Koordinator Forum Komunikasi Pemuda Gerem, Erlan Zaenal Fitri sedang menyampaikan keluhan warga terkait pendirian pabrik kimia tersebut, tiba-tiba salah satu anggota Komisi II Andi Kurniyadi langsung menyela.
“Mohon maaf pimpinan, saya mohon izin untuk menyela. Ada baiknya penjelasan diberikan secara langsung tanpa bertele-tele. Sebab waktu rapat ini terbatas. Jadi bilamana ada pertanyaan, langsung saja tujukan kepada para kepala OPD di sini,” kata Andi.
Permintaan Andi langsung mengundang reaksi warga. Dengan nada tinggi, Erlan keberatan dengan permintaan tersebut dan menilai Andi membatasi aspirasi rakyat. Ia juga mempersilahkan kepada Andi untuk keluar jika memang tidak mempunyai waktu mendengar keluhan masyarakat.
“Kok aspirasi rakyat malah dibatasi. Seharusnya mau sepanjang apa pun diakomodir. Kalau memang Pak Andi sedang sibuk, silakan keluar saja dari ruangan ini,” tegasnya.
Kata Erlan, warga menuntut agar Pemkot Cilegon menutup PT Dover Chemical lantaran tidak memiliki dokumen perizinan yang jelas.
“Kami minta tutup dan hentikan operasi PT Dover,” tandasnya.
Pantauan Banten Hits, mediasi yang dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilegon Ujang Iing, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Cilegon Buchori, Plt Kepala Badan Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Cilegon Dana Sujaksani, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilegon Rasmi Widyani tidak dihadiri manajemen PT Dover Chemical.(Nda)
