Miris! Bayi Hidrosefalus Hanya Dirawat di Bale Bambu

Date:

bayi hidrosefalus di Sumur Pandeglang
Muhamad Bagas Ardiansyah (16 bulan), penderita hidrosefalus di Kecamatan Sumur, Pandeglang, tak mendapatkan perawatan medis memadai.(Banten Hits/ Engkos Kosasih)

Pandeglang – Muhamad Bagas Ardiansyah (16 bulan), bayi miskin di Kampung Bangkok, Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang menderita hidrosefalus sejak usia satu bulan. Nyaris sepanjang usianya, bayi malang ini hanya dibiarkan tergolek di atas bale bambu tanpa perawatan medis yang memadai.

BACA: Pattiro ke WH-Andika soal Berobat Gratis: Tak Usah Heroik, Maksimalkan JKN!

Pasangan Ardi dan Lestari, orangtua sang bayi adalah pasangan miskin yang tinggal di rumah berdinding bilik bambu dengan lantai semen. Pasangan ini tak mendapat jaminan apapun dari pemerintah.

Saat wartawan Banten Hits Engkos Kosasih mengunjungi rumah keluarga ini, Rabu (12/2/2018), Muhamad Bagas Ardiansyah sedang tergolek di atas bale bambu di dalam rumahnya ditemani sang ibu.

Tempat tinggal pasangan miskin ini berada di daratan paling ujung Kabupaten Pandeglang sebelum memasuki kawasan Ujung Kulon. Kondisi di wilayah ini sangat kontras jika dibandingkan dengan program mercusuar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang beberapa waktu lalu diresmikan Presiden Joko Widodo.

Dengan raut muka penuh kepasrahan, Lestari menuturkan perkembangan kesehatan Bagas dari hari ke hari semakin memprihatinkan. Selain kepalanya terus membesar, tubuh Bagas juga semakin menciut. Terlihat tak lazim dibandingkan anak-anak seusinya.

Meski hidup dalam cengkraman kemiskinan, Ardi dan Lestari tidak lantas menyerah untuk memperjuangkan kesehatan anaknya ini. Beberapa waktu lalu, mereka pernah membawa Bagas ke puskesmas setempat untuk berobat dan memastikan penyakit yang diderita Bagas. Namun tidak ada tanda-tanda kesembuhan di tubuh Bagas.

Lantaran tak memiliki uang lagi untuk membawa Bagas berobat, keduanya akhirnya hanya bisa pasrah menunggu keajaiban datang. Bagas kemudian harus menjalani perawatan sekadarnya di atas bale bambu.

“Kata pihak puskesmas anak saya mengidap penyakit hidrosefalus. Kalau dibawa ke rumah sakit saya tidak memiliki biaya, untuk makan sehari-hari aja susah,” kata Lastri.

Lastri berharap, ada pihak yang tergerak untuk membantu kesembuhan bayi mereka. Tak melulu soal bantuan materi, mereka juga meminta doa untuk kesembuhan Bagas.

“Kami sekarang hanya menunggu keajiban Tuhan, tetapi kami juga tidak mau putus asa. Kami tetap berusaha semampu kami membawanya berobat,” ucapnya.

Lastri sehari-hari hanya seorang ibu rumah tangga. Sesekali dia membantu pekerjaan suaminya sebagai buruh serabutan di ladang.(Rus)

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

KASN Tegaskan Sekda Kabupaten Tangerang Dilarang Pendekatan ke Parpol Politik, Ini Aturannya!

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Seleksi Anggota PPK untuk Pilkada Kota Tangerang 2024 Digelar 23-29 April

Berita Tangerang - Seleksi Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan atau...

KASN: Aparatur Sipil Negara Haram Berselingkuh dengan Politik!

Berita Tangerang - Seorang Aparatur Sipil Negara atau ASN...