Lebak– Pemerintah Kabupaten Lebak berencana akan menata ulang kawasan Pasar Rangkasbitung, terminal dan stasiun, mengingat daya tampung dan dukung kawasan starategis tersebut dinilai sudah tidak mampu mewadahi terjadinya laju urbanisasi.
Sekretaris Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Yosef Mohammad Holis mengatakan, pihaknya tengah merencanakan kembali penataan dengan menggunakan pola pengembangan kota Transit Oriented Development (TOD).
Fungsi terminal dan stasiun belum memadai serta pengelolaan pasar yang belum sesuai dengan standar. Terlebih adanya pasar pagi yang membuat kondisi semakin parah.
“Tahun ini akan kita tata kembali untuk PKL dan penataan pasar pagi,” kata Yosef kepada BantenHits, Kamis (23/2/2018).
Menurutnya, dengan menggunakan konsep TOD akan menjadikan kawasan yang berfungsi secara mix-used, artinya berfungsi sagala ada, mulai dari interchange moda transportasi, pusat perbelanjaan modern, wisata gedung cagar budaya stasiun, plaza berupa ruang terbuka hijau (taman) dan perparkiran yang mampu mengakomodir semua pergerakan, baik mobil, motor maupun sepeda.
“Pelaksanaannya nanti kalau sudah ada bupati definitif, dan kita juga masih menunggu PT KAI terlebih dahulu yang akan melakukan penataan terhadap wilayah kawasannya,” katanya.
Yosef mengaku Kawasan ini akan dijadikan landmark dan display kota Rangkasbitung yang liveable city dan menjadikan Rangkasbitung sebagai tempat singgah dari kota lain, terlebih jika jalan tol dan commuter line sudah berjalan.
Ada beberapa persyaratan untuk menjadikan kawasan strategis terintegrasi ini, yaitu merelokasi pasar pagi ke daerah terminal Cileuweung tentunya dengann menghidupkan beberap trayek angkot dari dan untuk ke terminal cileuweung.
“Membersihkan semua PKL dan lapak di badan dan trotoar Jalan Kalijaga, pembiayaan oleh pihak ketiga, di mana stasiun oleh PT KAI dan pengembangan terminal diupayakan melalui skema pembiayaan build operate transfer (BOT) oleh perusahaan. Semoga rencana ini dapat terwujud,” paparnya. (Rus)