Cilegon – Jumlah alat pemantau kualitas udara di Kota Cilegon tidak sebanding dengan banyaknya industri mulai dari pengolahan baja hingga kima. Saat ini, pemantau kualitas udara terpasang di tiga titik.
Padahal, dengan kepadatan industri yang tinggi seperti di wilayah Merak dan Ciwandan sangat berpotensi terjadinya pencemaran udara sehingga perlu pemantauan serius.
Namun sejauh ini secara umum, kadar polusi masih terbilang bagus.
“Bahkan yang di Ciwandan, diperkirakan jelek tapi alhamdulillah kondisinya masih hijau. Hanya saja di waktu tertentu ada kondisi di atas baku mutu,” kata Kabid Pengendalian Sampah dan Limbah B3 DLH Cilegon, Mochammad Teddy Soeganda, Rabu (21/3/2018).
Meski kualitas udara di wilayah Ciwandan terkadang di atas baku mutu, namun Pemkot Cilegon belum melakukan kajian mendalam terhadap pencemaran udara di beberapa tempat di wilayah Ciwandan.
“Enggak 24 jam, ada jamnya (tapi) belum kita analisa kenapa, apakah karena ada kendaraan yang lewat atau ada yang parkir di situ, tapi hanya di jam-jam tertentu, kalau nggak salah di jam 9-an,” terangnya.
Sementara itu, Kasubdit Pemantauan Kualitas Udara Ambien Direktorat Pengendalin Pencemaran Udara Kementerian LHK, Djurit Teguh Prakoso berharap, industri bisa turut menjaga kondisi lingkungan hidup.
“Industri kan salah satu kontributor pencemar udara, jadi mereka harus peduli terhadap peraturan-peraturan,” imbaunya.(Nda)