Serang – Gelombang aksi mahasiswa di Banten terus bermunculan menjelang setahun kepemimpinan Wahidin Halim (WH)-Andika Hazrumy. Kamis, 12 April 2018, sejumlah organ mahasiswa kritis di Banten kembali menagih janji kampanye WH-Andika yang sudah 11 bulan menjabat.
Wartawan Banten Hits Saepulloh melaporkan, aksi mahasiswa digelar di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kecamatan Curug, Kota Serang. Organ mahasiswa yang terlibat dalam aksi, yakni Front Aksi Mahasiswa (FAM), Komunitas Sudirman (KMS) 30, Kumala, Gangsut dan Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas) UIN Banten.
Mahasiswa menilai, 11 bulan keduanya memimpin Banten dinilai tidak memiliki kinerja yang memuaskan, bahkan cenderung jalan di tempat.
Korlap Aksi Faqih Helmy dalam orasinya menyebutkan, 12 April 2018 tepat 11 bulan Gubernur Banten Wahidin Halim menduduki jabatannya. Menurutnya, masyarakat Banten harus kembali sadar atas semua komitmen dan janji politik WH-Andika yang hanya jalan di tempat.
“Dari sekian banyak kebutuhan dasar masyarakat Banten, mulai dari pendidikan gratis, kesehatan gratis, pembangunan jalan dan lain sebagainya, kini hanya sebatas harapan saja dan cerita fiksi,” ungkapnya.
Janji Kampanye WH-Andika Ajang Pembodohan pada Rakyat
Mahasiswa kembali mengungkit janji kampanye WH-Andika selama proses kampanye untuk meyakinkan masyarakat Banten sebagai pemilih pada kontestasi Pilgub 2017. Mahasiswa menyebut, janji kampanye yang tak kunjung terealisasi merupakan ajang pembodohan.
Semestinya, kata mahasiswa, setelah WH-Andika dinobatkan sebagai gubernur dan wakil gubernur provinsi Banten, tentu sudah menjadi kewajiban dan konsekuensi logis untuk mewujudkan seluruh komitmen dan janji politiknya.
“Tapi pasca-dilantiknya WH-Andika pada 12 Mei 2017 sampai ini usia 11 bulan, belum ada perubahan yang signifikan, justru selama kepemimpinanya belum mampu memperbaiki tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka,” ungkapnya.
Mahasiswa merujuk pada hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan September 2017 yang menunjukkan bertambahnya tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka di Banten, sehingga Banten menempati posisi kedua nasional.
Begitu juga soal Pendidikan gratis di tingkat SMA/SMK, mahasiswa menilai program hanya batas dongeng belaka. Mereka menuding masih banyak sekolah di tingkat SMA/SMK yang belum mendapatkan pendidik gratis. Kemudian program kesehatan gratis dengan menggunakan KTP juga tak luput dari sorotan.
“Kini (semuanya) hanya janji politik yang mampu membius seluruh masyarakat Banten. Kemudian soal pembangunan jalan 100 KM yang akan dilakukan pada tahun 2018 ini belum pada proses pelaksanaan yang artinya hanya sekedar wacana saja,” tandasnya.(Rus)