Tangerang – Nama pria yang sehari-hari berjualan mi ayam, juga guru ngaji di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang ini memang unik: Kentut, usianya 28 tahun. Senin, 16 April 2018, Kentut minta hakim PN Tangerang kabulkan perubahan namanya menjadi Ihsan Hadi.
Wartawan Banten Hits Maya Aulia Apriliani melaporkan Kentut memohonkan perubahan nama ke PN Tangerang, lantaran tak tega anaknya kerap jadi bahan olok-olokan temannya.
“Saya mengganti identitas agar tidak menjadi olok-olok teman, terlebih anak saya perempuan sering kali diejek oleh teman-teman sekolahnya,” kata Kentut di PN Tangerang, Senin, 16 April 2018.
Kentut mengaku, dirinya kerap mendapati putrinya tersebut menangis lantaran merasa malu dengan nama orang tuanya.
“Putri saya sering menangis dan mengurung diri di kamarnya karena malu di ejek, pernah waktu itu anak saya engga mau sekolah karena terus menerus diejek kentut sama teman temannya,” katanya.
Diomelin Petugas Kecamatan
Kentut mengisahkan, meski nama Kentut sudah tersemat sejak 28 tahun lalu, Kentut merasakan benar-benar sakit hati menerima ejekan dari warga pada 2008 lalu. Pasalnya, perbincangan soal namanya sampai menjadi bahasan petugas di Kecamatan Pinang.
“Pernah satu RW saya diejek oleh orang orang dan di kecamatan pernah diomelin karena disangka becanda menyebut nama saya. Yang tidak akan saya lupa adalah waktu pengurusan di Disdukcapil semua petugas di sana menertawakan nama saya,” kata Kentut.
Walau kadang harus sakit hati dengan ejekan, namun Kentut seolah jadi terbiasa.
Kentut Didampingi Rebo
Kentut mengajukan permohonan perubahan nama ke PN Tangerang didampingi pamannya, Rebo (45). Kehadiran paman dan keponakan yang memiliki nama unik ini praktis membuat pengunjung sidang, tak terkecuali hakim senyum-senyum menahan tawa.
Menurut Rebo, nama Kentut memang sejak lahir telah diberikan kedua orangtua Kentut. Mereka memberi nama Kentut karena diduga kurang memahami dampak yang akan ditimbulkan.
“Namanya juga orang di kampung, dan waktu itu orangtuanya asal memberi nama sehingga waktu melengkapi administrasi kependudukan kedua orangtuanya tersebut menyebut Kentut sebagai nama dari anaknya tersebut,” jelasnya.
Kentut yang tiap hari mengajar ngaji kepada warga sekitar, lanjut Rebo, perlu mengganti namanya lantaran ia menilai Kentut saat ini telah menjadi panutan warga.
“Memang saat ini warga telah berhenti mengejek Kentut. Sudah bosen mungkin. Sekarang Kentut adalah panutan karena dia seorang ustaz,” tandasnya.(Rus)