Menghargai Profesi Dosen, Alasan Mahasiswa Unpam Tak Melawan saat Dianiaya

Date:

ILUSTRASI PENGANIAYAAN MAHASISWA UNPAM
FOTO Ilustrasi mahasiswa Unpam diniaya dosen: Google.

Tangsel – Oknum dosen Teknik Informatika berinisial R diduga telah menganiaya Teguh Jamaludin Malik (26), mahasiswa Unpam Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Program Studi (Prodi) Teknik Elektro, Senin, 9 April 2018 sekira pukul 19.00 WIB.

Tak hanya dianiaya, sang dosen juga memaki Teguh dengan kata-kata kasar yang tak pantas diucapkan seorang pendidik di lingkungan pendidikan. Aksi amoral tersebut bahkan disaksikan rekan sesama dosen.

Kasus tersebut dilaporkan Jamaludin ke Polres Tangsel karena dirinya tak tega melihat orangtuanya menangis dan sakit setelah mengetahui peristiwa yang dialaminya.

Dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi TV One, Minggu, 22 April 2018, Teguh yang diwawancara reporter Andromeda Mercury mengaku tak melawan saat dianiaya karena dirinya menghargai dosen.

“Saya menghargai (dosen). (Apalagi saat itu) banyak dosen yang lain. Lebih baik saya mengalah saja,” aku Teguh.

“Kalau saya melawan, berarti kan perkelahian. Saya tidak mau,” sambungnya.

Menurut Teguh, saat pelaku melakukan penganiayaan dan melontarkan makian, di dalam ruang Prodi Teknik Informatika terdapat sedikitnya empat orang dosen lainnya.

“Mereka sempat melihat dan melerai. (Mereka bilang) udahlah-udahlah,” ucapnya.

Ingin Tetap di Unpam Hingga Lulus

Meski telah menjadi korban penganiayaan dosen, Teguh Jamaludin Malik yang saat ini baru semester 1, menyatakan tak ada niat untuk pindah kampus. Dia ingin tetap berada di Unpam hingga lulus.

“Saya maunya tetap di sini (Unpam) sampai selesai,” tegasnya.

Dikutip dari Okezone.com, Rektor Unpam Dayat Hidayat mengatakan, antara korban dan dosen yang bersangkutan telah dipertemukan, hingga berakhir saling memaafkan. Dosen NR pun telah diberi teguran atas apa yang dilakukannya terhadap Teguh.

“Tentu karakter dosen itu kan berbeda-beda, ada yang halus, ada yang agamis, ada yang tegas, dan itu tidak bisa kita pungkiri. Tetapi sebagai institusi pendidikan, maka harus bersifat mendidik kepada anak. Sudah kita tegur dosennya,” jelas Dayat.(Rus)

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...

Pemindah-tanganan Aset Karantina Hewan Pemkab Tangerang yang Kini Diduga Dikuasai Pengembang Masih Misterius

Berita Tangerang - Proses pemindah-tanganan aset milik Pemkab Tangerang...