Sejak Sekolah Berdiri Pelajar SMA Negeri 1 Cirinten Tak Punya Kelas dan Belajar Lesehan

Date:

Pelajar SMA Negeri 1 Cirinten Tak Punya Kelas dan Belajar Lesehan-1
Sejak sekolah berdiri, pelajar kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Cirinten belum pernah merasakan ruang kelas milik sendiri. Mereka selama ini belajar menumpang di ruang kelas hasil pinjaman sekolah lain. Mereka juga terpaksa belajar lesehan karena keterbatasan fasilitas.(Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Lebak – Miris! Ratusan pelajar kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Cirinten, Kabupaten Lebak, setiap hari harus belajar dengan cara lesehan karena tidak memiliki kursi. Parahnya lagi, mereka harus belajar di ruang kelas pinjaman dari sekolah lain.

Keterbatasan ini harus dirasakan para pelajar sejak tujuh tahun lalu ketika sekolah yang terletak di kampung Cilubang, Desa Karangnunggal, Kecamatan Cirinten, kabupaten Lebak tersebut berdiri 2012 silam.

Potret buram dunia pendidikan yang terjadi SMA Negeri 1 Cirinten ini seolah membuktikan anggapan Pemprov Banten belum benar-benar serius berpihak pada dunia pendidikan.

Wartawan Banten Hits Fariz Abdullah melaporkan, pelajar kelas X, XI dan XII harus belajar di lantai hanya beralaskan karpet seadanya di sebuah ruangan berukuran 2,5 meter x 5 meter yang disulap menjadi ruangan kelas yang dipinjamkan dari SMP Negeri 2 Cirinten.

Pelajar SMA Negeri 1 Cirinten Tak Punya Kelas dan Belajar Lesehan-2
Para pelajar SMA Negeri 1 Cirinten belajar lesehan di ruang kelas hasil pinjaman dari sekolah lain.(Banten Hits/ Fariz Abdullah)

Ahmad Sulaeman, salah seorang guru SMA Negeri 1 Cirinten mengatakan, kondisi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti itu sudah berjalan selama tujuh tahun sejak mulai dirintis berdirinya sekolah sejak tahun 2012 silam. Pihak sekolah tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi yang terjadi di sekolah.

“Beberapa kali kita dari pihak sekolah mengajukan bantuan kepada dinas Provinsi Banten untuk pembangunan gedung sekolah. Namun, sampai saat ini belum juga terelisasi,” kata Ahmad kepada awak media, Rabu, 8 Agustus 2018.

Menurutnya, proses kegitan belajar mengajar di sekolah harus tetap berjalan. Meskipun dengan kondisi yang sangat memprihatinkan dengan belajar di lantai beralasan karpet seadanya dalam ruangan kelas sempit yang tak layak untuk sebuah tempat belajar.

“Dari tahun 2012 kita sudah meluluskan empat kali angkatan dan di sekitar sini ada empat sekolah penunjang sehingga potensial untuk kelangsungan sekolah ini,” katanya.

Nurhayati, salah satu siswa berharap dinas terkait untuk segera membangun sekolahnya agar sekolahnya agar bisa seperti sekolah lainya.

“Belajarnya nggak nyaman kita tidak bisa konsentrasi,” ucapnya. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...