Pandeglang – Profesi petani masih banyak dipandang oleh banyak generasi muda sebagai profesi yang tidak prestisius dan masih diragukan masa depannya.
Alhasil, regenerasi petani sangat lambat lantaran masih sangat rendahnya minat anak muda terhadap profesi tersebut. Kondisi ini diakui oleh Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang.
“Memang sudah bukan rahasia umum, tapi kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan,” ujar Sekretaris Distan Pandeglang, Cecep Komara, kepada Banten Hits, Kamis (6/9/2018).
BACA JUGA: Pemkab Pandeglang Target Luas Tanam Jagung 53 Ribu Hektar, Petani Lebih Suka Semangka
Padahal kata Cecep, Pandeglang mempunyai luas area persawahan 54,786 hektar dan lahan darat 219,921 hektar.
“Minat bertani di kalangan anak muda kurang, kayak yang gengsi,” ujarnya.
Alsintan atau alat mesin pertanian sambung Cecep diharapkan dapat merangsang minat bertani di kalangan generasi milenial.
“Kalau upaya-upaya kita ada, itu salah satunya alsintan untuk merangsang keinginan mereka,” terangnya.
Ke depan ujarnya, program bupati Pandeglang yakni adanya petugas yang akan mendampingi para petani di setiap desa yang dibiayai oleh aana desa.
“Namanya Mantri Tani Desa (MTD) sekarang belum terbentuk. Kita mengharapkan rekrutmen itu bisa sejalan dengan kita,” ucapnya.
Mario Ardiansyah salah seorang pemuda di Desa Tarumanagara, Kecamatan Cigeulis mengaku tak berpikir akan menjadi seorang petani.
“Malu, mendingan kerja di pabrik atau di mana daripada harus jadi petani,” tuturnya.(Nda)