Lebak – Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud akan mengangkat Festival Seni Multatuli (FSM) dalam program Nasional agar mampu menampilkan objek kemajuan kebudayaan secara orisinil dan mempunyai karakteristik berbeda dengan event-event lainnya.
“Kita lihat saja, kalau acara ini sukses kita laksanakan tiap tahun,” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilman Farid saat menghadiri FSM di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Kamis (6/9/2018).
Menurutnya, gagasan Multatuli mengenai kemerdekaan, harmoni, kesederajatan, keberagaman, dan kemanusiaan harus dimanifestasikan dalam laku lampah dan hubungan antar manusia.
“Acara yang pertama kali dilaksanakan ini bertujuan meningkatkan nilai humanisme dan menyurutkan perpecahan yang mulai terjadi di masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA: Belanda Dominasi Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Museum Multatuli
Di era saat ini, musuh terbesar bangsa Indonesia adalah egoisme, materialisme dan individualisme.
“Kita harus berjuang melawan penjajahan yang sudah bertransformasi pada wujud kemiskinan dan kebodohan,” ucap Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.
Festival yang akan berlangsung hingga 9 September 2018 merupakan salah satu cara meneguhkan komitmen sekaligus ikhtiar masyarakat Lebak untuk mampu memakai jalan panjang yang akan ditempuh.
FSM dimulai dengan kegiatan bedah buku puisi ‘Multatuli’ yang dilanjutkan dengan seri diskusi Historia , kesenian tradisional, teater, simposium pasca kolonial, pameran sejarah kopi, dan hiburan lainnya hingga Karnaval kerbau.
“Ini salah satu cara untuk mendongkrak sektor wisata melalui budaya, kita ingin masyarakat Lebak tidak lupa sejarah, melainkan belajar dari sejarah yang ada agar Kabupaten Lebak menjadi daerah berkembang,” harapnya.(Nda)