Lebak – Produk Madu Cingagoler mulai menarik perhatian dunia. Pasalnya madu yang berasal dari Kampung Cingagoler, Desa Panyaungan, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak akan ‘terbang’ ke Italia setelah berhasil menarik perhatian Slow Food Foundation.
Madu yang diproduksi oleh Hardi (25) ini bersama 160 komiditi lainnya bersama Slow FGood Foundation akan mengikuti kegiatan di Turin, Italia 20–24 September 2018.
“Kita Komunitas Madu Cingagoler (Macing) diundang karena dianggap turut mengembangkan dan menjaga pangan yang hampir punah,” kata Hardi kepada awak media usai berjumpa dengan Asda I Pemkab Lebak di Pendopo Bupati Lebak, Senin 17 September 2018.
Pria yang akrab disapa Endut ini mengaku sudah memiliki 200 koloni lebah yang siap menghasilkan madu.
“Ya saya berharap kotak (sarang madu-red) bisa bertambah dan koloni juga bisa mencapai 500,” kata pria yang hanya menduduki pendidikan SD.
Asisten Daerah I Pemerintah Kabupaten Lebak, Alkadri, mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya pemerintah memberikan dukungan dan kemungkinan akan memfasilitasi kegiatan itu, sehingga ke depannya dapat menular daerah lain di Lebak.
“Generasi yang seperti ini yang dibutuhkan di Kabupaten Lebak,” terangnya.
Alkadri mengatakan ke depannya untuk pengembangan budidaya lebah langka tersebut, Pemkab Lebak juga akan membantu kemasan dan perizinannya agar madu tersebut memiliki nilai tambah. (Rus)