Serang – Bakal calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengisi tausiyah peringatan Tahun Baru Islam dan Dies Natalis ke-37 Untirta, Senin, 17 September 2018.
Kehadiran Ma’ruf Amin ditolak mahasiswa dengan menggelar aksi di dalam kampus Untirta tak jauh dari Masjid Syekh Nawawi Albantani, tempat Ma’ruf mengisi tausiyah.
BACA JUGA: Tolak Kedatangan Ma’ruf Amin, Mahasiswa Untirta: Ada Indikasi Kampanye di Masjid Kampus
Mahasiswa yang melakukan penolakan merujuk Pasal 86 Undang-Undang Pemilu UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum, pada ayat (1) huruf (h) mengatur larangan kampanye menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan.
“UU No 8 tahun 2012 tadi sudah dijelaskan, (sosok) KH Ma’ruf Amin boleh (datang) tapi tidak dalam kampus karena kampus tempat labotarium pendidikan bersama,” ujar Martin, Korlap aksi mahasiswa kepada awak media, Senin, 17 September 2018.
Martin juga mengkritisi sikap Rektor Untirta Sholeh Hidayat yang terkesan memaksakan diri mengundang KH Ma’ruf Amin sebagai pemateri ceramah di acara peringatan Tahun Baru Islam tersebut.
“Seharusnya banyak ulama Banten yang bisa diundang, kenapa harus terfokus kepada KH Ma’ruf amin yang kita ketahui sebagai calon wakil presiden,” paparnya.
Martin menilai, sikap rektorat sudah mencederai demokrasi.
“Apakah memang hari ini (kedatangan Ma’ruf Amin) tujuanya untuk menggaet suara kaum milenial atau gimana? Kami tidak tau. Intinya kami menolak kebijakan yang mengundang KH Ma’ruf amin. Ini sangat terindikasi politik kami ada bukti,” pungkasnya.
Ma’ruf Amin membantah tudingan mahasiswa. Mantan Ketua MUI tersebut menegaskan, ia tak mengajak siapapun untuk memilih dirinya pada Pilpres 2019 nanti.
“Ceramah umum, saya enggak ngajak milih saya, hanya minta restu dan doa,” ucap Ma’ruf Amin.
Menurut Ma’ruf, kehadirannya di Untirta ujar Ma’ruf Amin sebagai bagian dari orang yang pernah memperjuangkan universitas tersebut sebagai universitas negeri.(Rus)