Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya berharap, Global Land Forum (GLF) menjadi kesempatan untuk mengenalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Lebak.
Sebanyak 20 delegasi negara peserta GLF berkunjung ke Hutan Adat Karang, di Desa Jagakarsa, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, 21 hingga 23 September 2018.
“Lebak kaya akan potensi, baik itu potensi wisata maupun sumber daya alam, ini kesempatan bagus untuk memperkenalkan seluruh potensi yang dimiliki,” kata Iti, saat menerima 20 delegasi negara peserta GLF, di Pendopo Kabupaten Lebak, Jumat (21/09/2018).
GLF diselenggarakan International Land Coalition (ILC) dan National Organizing Commite GLF 2018 (NOC) yang terdiri dari 15 organisasi masyarakat sipil dengan dukungan Pemerintah Indonesia yakni Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Komnas HAM, Kementerian Pertanian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pemprov Jabar, dan Pemkot Bandung.
Direktur Rimbawan Muda Indonesia, Mardatilah menjelaskan, dipilihnya Lebak sebagai salah satu tujuan peserta karena Lebak telah mempelopori pengakuan atas masyarakt adat di tingkat Nasional yang sekaligus menjadi dasar penetapan Hutan Adat Kasepuhan Karang yang kini telah menjadi hak komunal masyarakat Desa Jagaraksa.
“Ini layak untuk kita perkenalkan kepada delegasi yang ikut GLF,” katanya.
Di setiap perhelatannya, GLF mendapat perhatian yang luas dari komunitas global yang membicarakan masalah pertanahan, pertanian, pangan, pembangunan pedesaan, petani, masyarakat adat, perempuan, perubahan iklim hingga teknologi informasi terkait pertanahan dan sumber daya alam.(Nda)
 menjadi kesempatan untuk mengenalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Lebak.){kind=link}