Pandeglang – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Pandeglang digelar di dua tempat, yakni Alun-alun Kecamatan Menes dan Alun-alun Kota Pandeglang, Senin (22/10/2018).
Namun, berlangsungnya peringatan HSN di dua lokasi disayangkan Ketua Umum PB Malnu Pusat Menes, KH Tb Hamdi Ma’ani.
BACA JUGA: PB Malnu Menes Sebut Hari Santri Bentuk Pengakuan Pemerintah
Padahal kata dia, hasil koordinasi dengan sejumlah pihak di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) diputuskan, peringatan HSN digelar di Alun-alun Menes.
“Banyak kalangan masyarakat termasuk tokoh-tokoh yang mempertanyakan kenapa HSN di dua tempat. Padahal, kita sudah gelar rapat dan diputuskan HSN di Alun-alun Menes,” kata Ma’ani yang juga menjabat sebagai Ketua MUI Pandeglang.
Penyelenggara juga sudah mengundang Bupati Pandeglang, Irna Narulita untuk bisa hadir. Namun, Irna memilih hadir pada peringatan HSN di alun-alun kota.
“Saya sangat menyayangkan, saya khawatir ada yang beranggapan bahwa Haji Hamdi membikin kubu,” ucapnya.
Sementara itu, Irna justru menganggap peringatan HSN di dua lokasi sangat positif karena bisa menggaungkan HSN yang sebagian masyarakat belum mengetahui.
“Kalau perlu setiap desa, tiap tahun ada peringatan HSN,” kata Irna.(Nda)