Pandeglang – Tiga Tempat Pelelangan Ikan atau TPI di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, saat ini tidak difungsikan lagi. Padahal keberadaan tiga TPI tersebut sangat dibutuhkan nelayan, mengingat Kecamatan Sumur merupakan salah satu sentra perikanan terbesar di Kabupaten Pandeglang.
Fasilitas penunjang TPI seperti sarana air bersih dan SPDN (Pom Bensin Bagi Nelayan) tampak sudah disediakan oleh pemerintah di lokasi.
Manajer TPI Kecamatan Sumur, Dedi mengatakan, tidak berfungsinya tiga TPI di Kecamatan Sumur lantaran komoditas ikan yang paling banyak didapatkan oleh nelayan adalah ikan teri, sehingga jika dilelangkan kualitas ikan teri akan buruk.
“Sementara ini untuk aktivitas TPI Sumur tidak dapat difungsikan sejak tahun 2010. Para pengelola ikan asin teri, lebih memilih jemput bola, karena tidak ingin kualitas ikan buruk,” kata Dedi, Kamis, 1 November 2018.
Menurut Dedi, pihaknya lebih memilih untuk mengikuti alur dari para nelayan, karena tidak mungkin memaksakan ikan teri untuk dilelangkan di TPI.
“Di Sumur ini nelayannya itu masih menggunakan alat tradisonal, sehingga tidak ada ikan besar. Paling ada ikan besar 1-2. Tapi kalau mereka sepakat untuk dilelangkan maka kami sebagai pelayan masyarakat siap melelangkan,” ujarnya.
Beban TPI Sumur menjadi lebih berat ketika harus menyetorkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Dinas Perikanan sebesar Rp 14 juta dalam setahun. Lantaran TPI tidak difungsikan akhirnya penarikan retrubusi untuk TPI dilakukan ke setiap pengelolaan ikan.
“Berdasarkan kesepakatan kami menarik PAD di setiap sombong (Pengelolaan ikan asin), tapi setelah dijalankan banyak yang mengelak, akhirnya seadanya saja,” tandasnya.(Rus)
