Aksi Personel Gabungan Koarmada 1 Evakuasi Korban ‘Tsunami’ di Perairan Banten

Date:

simulasi penanggulangan bencana alam Koarmada I Tahun 2018
Koarmada I menggelar simulasi penanggulan bencana di Perairan Banten dengan melibatkan Basarnas, BPBD Provinsi Banten, Tagana Provinsi Banten, Ditpolair Polda Banten dan unsur masyarakat, Jumat, 22 November 2018. (BantenHits.com/ Iyus Lesmana)

Cilegon – Komando Armada atau Koarmada I dengan melibatkan Basarnas, BPBD Provinsi Banten, Tagana Provinsi Banten, Ditpolair Polda Banten dan unsur masyarakat, melakukan evakuasi terhadap warga di sekitar perairan Banten. Evakuasi dilakukan menyusul gempa berkekuatan 7,8 skala richter yang menyebabkan tsunami di Perairan Banten.

Itulah salah satu adegan dalam skenario simulasi penanggulangan bencana alam Koarmada I Tahun 2018. Latihan dilaksanakan di Pelabuhan Indah Kiat, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Jumat, 23 November 2018.

Wartawan BantenHits.com Iyus Lesmana melaporkan, latihan dilakukan serentak di Indonesia dengan tujuan melatih kesiapan para personel dalam menghadapi peristiwa bencana alam di perairan. Simulasi ini juga digelar dalam rangka memperingati Hari Armada RI 2018.

Simulasi digelar sekitar pukul 08.30 WIB dengan menampilkan situasi wilayah Banten diguncang gempa 7,8 skala rickter. Akibatnya, Perairan Banten dilanda tsunami hingga mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan. Dengan sigap personel gabungan Koarmada I dan pihak terkait lainnya langsung bergerak melakukan proses evakuasi terhadap korban dari semua lini baik darat, udara dan laut.

Dalam sambutannnya Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudho Margono mengungkapkan, simulasi penanggulangan bencana ini para personel dituntut untuk siap di setiap medan apapun sehingga dapat menampilkan proses dalam melakukan penanggulangan bencana secara maksimal.

“Setidaknya masyarakat yang hadir dapat melihat inilah demo atau simulasi penanggulangan bencana. Ya, minimal dalam kegiatan ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penaggulangan bencan, kita kerahkan semua komponen baik darat, laut maupun udara,” ungkapnya.

Menurut Yudho, dalam simulasi latihan bencana ini pihaknya tidak dapat menampilkan suasana sesungguhnya daerah yang mengalami bencana alam salah satunya bencana alam yang terjadi di daerah Palu, Sulawesi Selatan. Pasalnya terjadi bencana kondisi yang terjadi di daerah tersebut begitu sulit.

“Kita tidak bisa menampilkan seperti sesungguhnya seperti kejadian di Palu atau Lombok, karena memang kondisinya sangat sulit. Minimal dalam kegiatan ini masyarakat bisa melihat seperti inilah tanggap darurat penaggulangan bencana,” ujarnya.

Yudho mengungkapkan pihaknya tidak bisa memprediksi kondisi dan situasi suatu medan area jika mengalami bencana. Sehingga hal tersebut dapat membuat para petugas mengalami kesulitan saat melakukan proses evakuasi.

“Kita tidak tahu apakah dalam suatu bencana akses jalan putus, jembatan putus dan lain sebagainya. Seperti di Palu semua akses lumpuh, baru hari ketiga petugas bisa masuk. Soalnya bandara, dermaga dan jembatan rusak, di Palu itu hanya ada satu dermaga yang bisa digunakan. Medannya lebih mudah di Lombok daripada Palu, di Palu bencana genpa dan tsunami begitu dahsyat dan banyak korban,” tandasnya. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jumat Curhat Polda Metro Jaya di Legok; Cara Humanis Polsek Legok Ciptakan Kamtibmas dan Dekatkan Diri ke Warga

Berita Tangerang - Kejahatan jalanan dan kenakalan remaja menjadi...

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Digugat Warga dan ‘Diminta’ Pengembang, Bagaimana Nasib 24 Aset Milik Pemkab Tangerang Sekarang?

Berita Tangerang - Sedikitnya 24 aset Pemkab Tangerang saat...