Pandeglang – Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM mengharapkan Kabupaten Pandeglang menjadi pilot project keamanan pangan. Sejauh ini temuan bahan makanan berbahaya di Pandeglang relatif sedikit dibanding daerah lain.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha BPOM. RI Dewi Prawitasari saat menghadiri Gebyar Keamanan Pangan di Graha Pancasila, Kabupaten Pandeglang, Senin, 3 Desember 2018.
Untuk mewujudkan hal tersebut, BPOM akan terus melakukan intervensi keamanan pangan di Kabupaten Pandeglang. Intervensi ini dilakukan untuk menjadikan Pandeglang sebagai daerah yang aman dalam hal komoditi pangan.
“Saya harap Pandeglang ini menjadi pilot project bagi wilayah lainnya di indonesia untuk keamanan pangan karena temuan berbahaya relatif sedikit,” katanya.
Lebih lanjut Dewi mengungkapkan, melalui aksi jajanan nasional, di Provinsi Banten sudah ada 321 sekolah diintervensi, 9 pasar aman dari bahan bahaya, 100 Desa keamanan pangan, 1.851 pemberdayaan UMKM, dan khusus Pandeglang adalah pangan aman di daerah destinasi yaitu di Desa Panimbang.
“Tujuan intervensi ini agar masyarakat mandiri dibidang keamanan pangan dan paham akan pentingnya keamanan pangan,” ujarnya.
Saat ini, ada empat jenis bahan makanan berbahaya yang sering beredar di pasaran. Keempatnya yakni formalin, pewarna kain, RQ, dan bleng yang bisa digunakan pada bahan kerupuk.
“Oleh karena itu, keamanan pangan memerlukan kepedualian masyarakat. Pemerintah sendiri tidak akan mampu menjangkau seluruh pelosok,” ujarnya.
Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan keamanan pangan sangat dibutuhkan bagi penduk Kabupaten Pandeglang. Selain itu, kemanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pandeglang juga sangat penting.
“Keamanan pangan merupakan pondasi untuk hidup menjadi sehat, saya harap para pelaku usaha membantu kami untuk mewujudkan keamanan pangan,” ujarnya. (Rus)