Beda dengan BNPB yang Rutin Update Penanganan Tsunami, BPBD Banten: Data Sementara Korban Tak Bisa Dipublikasi

Date:

KAPOLRI DAN KAPOLDA PANTAU PENANGANAN TSUNAMI DI BANTEN
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersama Kapolda Banten Brigjen Pol. Tomsi Tohir memantau penanganan tsunami di Pandeglang dan Anyer. (BantenHits.com/ Mahyadi)

Serang – Tiga hari pasca-penanganan tsunami di Kabupaten Pandeglang dan Serang, Badan Nasional Penanganan Bencana atau BNPB rutin menyampaikan perkembangan penanganan tsunami, mulai dari data korban jiwa, luka, dan dampak kerusakan.

Berbeda dengan BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Banten justru bersikap sebaliknya. Hingga hari ketiga penanganan tsunami di Banten, BPBD Banten masih enggan menyampaikan hasil penanganan korban.

Dihubungi BantenHits.com Selasa, 25 Desember 2018, Ketua BPBD Banten M. Juhriyadi menyebut, pihaknya tidak bisa menyampaikan data sementara korban terdampak tsunami.

“Tidak dipubish dulu karena belum lengkap,” kata Juhriyadi saat ditanya perkembangan data korban tsunami.

“Tidak bisa (disampaikan) masih berkembang,” sambungnya.

Korban Tewas Capai 373 Jiwa, 1.459 Lainnya Luka

Dikutip dari halaman Facebook BNPB, Tim SAR gabungan terus menemukan korban tsunami Selat Sunda. Hingga Senin, 24 Desember 2018 pukul 17.00 WIB, korban meninggal mencapai 373 orang, 1.459 luka-luka dan 128 Hilang Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana tsunami di sepanjang daerah terdampak landaan tsunami di Selat Sunda.

Beberapa daerah yang sebelumnya sulit dijangkau karena akses jalan rusak dan tertutup oleh material hanyutan tsunami, sebagian sudah dapat dijangkau petugas beserta kendaraan dan alat berat.

Selain korban jiwa, BNPB mencatat, 5.665 orang korban tsunami Selat Sunda mengungsi. Kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.

Dampak bencana tsunami Selat Sunda ini melanda daerah pesisir di pantai barat Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, serta pantai selatan Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.

Ketiadaan Crisis Center Dikeluhkan

Sebelumnya, informasi mengenai korban tsunami di Pandeglang dan Serang simpang siur. Hal tersebut dirasakan sejumlah keluarga korban dan relawan yang berasal dari Kota Tangerang Selatan.

Crisis center menjadi kebutuhan yang mendesak di lokasi tsunami saat ini. Arus informasi terkait data korban yang lengkap dan valid sangat membantu keluarga korban untuk mengambil tindakan yang tepat.

BACA JUGA: Tidak Ada Crissis Center, Data Korban Tsunami Asal Tangsel Simpang Siur

Kesalahan informasi mengenai tidak akuratnya data korban dirasakan langsung Sekda Tangsel Muhammad. Saat itu Muhammad, mendapatan data korban tsunami yang merupakan warga Tangsel berjumlah 17 orang. Jawaban tersebut seperti ngawur. Pasalnya, data di Kelurahan Serua, Ciputat saja sudah ada 16 orang jadi korban.

Kesulitan mencari informasi juga dialami Ustaz Faisal Abror yang kehilangan isteri dan dua anaknya. Ustaz Abror harus sibuk mencari informasi untuk mengetahui keberadaan anaknya yang diterjang ombak besar itu. Beruntung media televisi menyoroti anak Ustaz Abror, sehingga pencarian jadi lebih mudah.

Koordinator Lapangan Posko Siaga Bencana Linmas Satpol PP Tangsel Badawi, yang dihubungi BantenHits.com, Selasa 25 Desember 2018 mengatakan, saat ini pihaknya justru disibukkan dengan pertanyaan terkait keberadaan korban. Badawi menyayangkan tidak adanya crisis center yang bisa menjadi pusat informasi. Selain itu, crisis center juga bisa diisi petugas yang mencari data keberadaan korban warga Tangsel.

“Harusnya di Tangsel itu dikirimnya jangan evakuasi semua. Bikin crisis center di sini, mana masyarakat yang di rumah sakit mana masyarakatnya yang belum ketemu,” ujar Badawi.

Badawi menjelaskan, saat ini banyak korban tsunami yang ditangani di puskesmas ataupun rumah sakit di berbagai daerah, seperti Serang, Pandeglang, hingga Lebak. Korban tersebut tidak terdata secara komperhensif, sehingga jika ada keluarga yang mencari, ia harus mencari informasi di banyak tempat. (Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jumat Curhat Polda Metro Jaya di Legok; Cara Humanis Polsek Legok Ciptakan Kamtibmas dan Dekatkan Diri ke Warga

Berita Tangerang - Kejahatan jalanan dan kenakalan remaja menjadi...

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...