Antisipasi Tsunami yang Dipicu Erupsi GAK, BMKG Minta Warga Jauhi Pantai Hingga Radius I KM

Date:

Erupsi Gunung Anak Krakatau
Erupsi Gunung ANak Krakatau, Juni 2018. (Dok. Banten Hits)

Cilegon – Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB minta warga tidak beraktivitas di pantai pada radius 500 meter hingga 1 kilometer, menyusul peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau atau GAK.

Hal tersebut disamapaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat menyampaikan keterangan tertulis terkait kenaikan status GAK lewat akun Facebook resmi BNPB, Kamis, 27 Desember 2018.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM telah menaikkkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III. Hal tersebut dilakukan mengingat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda terus mengalami peningkatan.

Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Peringatan tersebut berlaku terhitung mulai Kamis pagi, 27 Desember 2018, pukul 06.00 WIB.

“Merekomendasikan masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 km dari puncak kawah karena berbahaya terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat. Di dalam radius 5 km tersebut tidak ada permukiman. Sementara itu BMKG merekomendasikan, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pantai pada radius 500 meter hingga 1 kilometer dari pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan. Tsunami yang dibangkitkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau,” terang Sutopo.

Menurut Sutopo, berdasarkan data PVMBG, Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya berupa letusan-letusan strombolian yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara.

“Erupsi yang berlangsung fluktuatif,” ujar Sutopo.

Sutopo mengungkapkan, sejak Sabtu, 22 Desember 2018, Gunung Anak Krakatau sudah mengalami erupsi namun tercatat skala kecil, jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober 2018. Hasil analisis citra satelit diketahui lereng barat-barat daya longsor atau flank collapse dan longsoran masuk ke laut. Inilah kemungkinan yang memicu terjadinya tsunami.

“GAK jika diamati terjadi letusan tipe surtseyan yaitu alira lava atau magma yang keluar kontak langsung dengan air laut. Hal ini berarti debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar. Kemungkinan terdapat lubang kawah baru yang dekat dengan ketinggian air laut. Sejak itulah letusan berlangsung tanpa jeda. Gelegar suara letusan terdengar beberapa kali per menit,” ungkapnya.

Saat ini, lanjutnya, aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus, yaitu berupa letusan Strombolian disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Pada Rabu, 26 Desember 2018 terpantau letusan berupa awan panas dan surtseyan.

“Awan panas ini yang mengakibatkan adanya hujan abu. Dominan angin mengarah ke baratdaya sehingga abu vulkanik menyebar ke barat daya ke laut. Adanya beberapa lapisan angin pada ketinggiaan tertentu mengarah ke timur menyebabkan hujan abu vulkanik tipis jatuh di Kota Cilegon dan sebagian Serang. Ini tidak berbahaya. Abu vulkanik justru menyuburkan tanah. Masyarakat agar mengantisipasi menggunakan masker dan kacamata saat beraktivitas di luar saat hujan abu,” bebernya.

Sutopo menambahkan hadil pengamatan Gunung Anak Krakatau saat ini sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung, tremor menerus dengan amplitude 8 sampai 32 milimeter dengan dominan 25 milimeter, dan terdengar dentuman suara letusan.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Respons Aduan Warga, KASN Lakukan Analisa dan Akan Minta Klarifikasi Sekda Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN...

Sekda Kabupaten Tangerang Dilaporkan Warga Sukamulya ke KASN terkait Dugaan Pelanggaran Etik ASN

Berita Tangerang - Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Tangerang,...

Digugat Warga dan ‘Diminta’ Pengembang, Bagaimana Nasib 24 Aset Milik Pemkab Tangerang Sekarang?

Berita Tangerang - Sedikitnya 24 aset Pemkab Tangerang saat...

Sepanjang 3-15 April 2024, Jumlah Penumpang di Terminal Poris Plawad Mencapai 1.000 Orang Per Hari

Berita Tangerang - Sepanjang 3-15 April 2024 atau selama...