Pandeglang – Hari pertama 2019, warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, harus menyimpan keinginan untuk pulang dari pengungsian. Pasalnya, rumah yang mereka tinggalkan mengungsi sejak tsunami melanda, harus kembali terendam banjir, Selasa pagi, 1 Januari 2019.
Banjir yang merendam Kampung BTN Sentul, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang ini merupakan yang kedua kalinya sejak tsunami melanda. Sebelumnya, Rabu pagi, 26 Desember 2018, kawasan ini dan sejumlah desa lainnya terendam banjir.
Wartawan BantenHits.com Engkos Kosasih melaporkan, warga terdampak banjir di Kampung BTN Sentul, Desa Teluk berjumlah sekitar 500 warga. Rumah mereka terendam air dengan ketinggian hampir sekitar 3 meter.
“Aliran sungai Cipunten Agung kembali meluap, akibat hujan yang tidak kunjung berhenti dari semalam,” kata Alam warga sekitar Labuan.
Selain derasnya hujan, banjir juga disebabkan terhalangnya tumpukan perahu yang berlabuh di sepanjang aliran sungai. Sehingga, aliran sungai terhalnag, lalu meluap ke atas pemukiman warga.
“Kemarin pas tsunami sudah meluap, ini meluap lagi. Kami harap ada solusi agar aliras sungai Ciputen Agung tidak terus meluap,” tandasnya.
Sebelumnya, luapan Sungai Cisata di Kampung Kampung Sukamara, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang telah menyebabkan terputusnya jembatan sepanjang 12 meter yang menghubungkan empat desa di Kecamatan Cisata saat malam pergantian tahun.
BACA JUGA: Jembatan Sepanjang 12 Meter Penghubung Empat Desa di Cisata Pandeglang Ambruk
Akibat ambruknya jembatan sepanjang 12 meter dan lebar 5 meter itu melumpuhkan aktivitas warga. Bahkan, jika jembatan tersebut terus dibiarkan menyumbat aliran sungai akan berdampak banjir ke permukiman warga.(Rus)