Serang – Lokasi Banten yang berbatasan langsung dengan ibu kota Jakarta, membuat isu yang ada di Jakarta berimbas langsung ke Banten. Karenanya, penyelenggara Pemilu di Banten meski menyiapkan langkah-langkah antisipatif supaya isu negatif di ibu kota tak mempengaruhi warga Banten.
Hal tersebut diungkapkan Ketua KPU Banten Wahyu Furqon saat memberikan sambutan dalam acara diskusi media dengan tema, “Membangun Kepercayaan Publik dalam Pemilu” di Rumah Makan S’Rizky, Rabu, 9 Januari 2019.
Menurut Wahyu, Pemilu serentak yang dilaksanakan di Indonesia merupakan pengalaman baru bagi Indonesia sendiri, maupun di dunia. Karenanya, pelaksanaan Pemilu serentak ini juga sekaligus ujian apakah proses ini akan sempurna atau tertatih-tatih.
“Tetapi apapun itu penyelengara harus siap untuk menyukseskan, karena itu tidak bisa sendiri masyarakat Banten harus ikut mengawasi. Karena Banten ini ada berdekatan dari DKI Jakarta. Dekatnya Pemprov DKI Jakarta dan Provinsi banten membuat persoalan di Jakarta akan berimbas besar di Banten,” kata Wahyu.
“KPU Banten jadi sasaran yang selalu dicibir. Untuk menyikapinya dengan strategi agar kejadian di Jakarta tidak terjadi di Banten, kami punya strategi. Ada beberapa institusi yang kita MoU-kan, termasuk kita ingin teman-teman (media) yang memberikan informasi ke masyarakat yang bener-bener betul,” tegas Wahyu.
Wahyu berharap, media massa khususnya di Banten mampu memberikan informasi yang bersifat edukasi dengan gaya bahasa yang bisa langsung diterima masyarakat luas.
“Media sebagai corong demokrasi dan di harapkan memberikan knformasi yang utuh,” harapnya.
Sementara itu Ketua Bawaslu Banten Didih M Sudi menambahkan, dampak hoaks atau berita bohong sangat dirasakan betul pada Pemilu serentak 2019 ini.
“Isu haoks paling menarik seiring dengan perkembangan teknologi. Karena di tahun 2014 hoaks itu tidak terasa adanya,” tegasnya.
“Dengan adanya berita baru kemarin tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos, kalau penyelengara disudutkan itu sudah biasa,” sambungnya.(Rus)