Pandeglang – Korban tsunami di Kampung Teluk, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan ribetnya jalur birokrasi yang harus ditempuh untuk mendapatkan bantuan susu bayi.
Uun (30), salah seorang warga mengungkapkan, untuk mendapatkan susu anaknya yang masih berumur sembilan bulan, Uun harus bolak-balik dari Desa Teluk ke Kecamatan Labuan.
“Saya bingung harus minta ke mana? (Minta) ke desa disuruh ke kecamatan. (Minta) ke kecamatan disuruh minta rokemendasi dari desa,” kata Uun dengan nada kecewa, Rabu 9 Januari 2019.
Uun merupakan salah satu korban selamat dari peristiwa mematikan yang terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Saat ini, ia beserta anaknya mengungsi di tempat saudaranya di Kampung Daya Mekar, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupatrn Pandeglang.
“Anak saya sangat membutuhkan susu, tapi kenapa saya kaya yang dioper-oper begini,” ujarnya.
Sementara Camat Labuan, Atep membenarkan jika untuk mengambil bantuan harus ada surat rekomendasi dari RT/RW ataupun desa.
“Ya, kalau semua kita ditalangin per orang, nanti kebakaran jenggot kita. Satu dikasih, sepuluh datang. Jadi satu orang pun boleh, yang penting ada rekomendasi dari RT/RW,” kata Atep.
Atep berdalih, harus adanya rekomendasi dari RT/RW agar penyaluran bantua tepat sasaran.
“Karena ini amanah, sebisa mungkin kami memberi bantuan itu tepat sasaran, apalagi yang rumahnya rusak,” ungkapnya.(Rus)