Lebak – Delapan dari 10 perusahaan tambang pasir putih di Desa Citeras dan Nameng, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, tidak lagi beroperasi alias tutup. Pasalnya, terhitung sejak 31 Desember 2018 ijin dari delapan perusahaan tersebut sudah habis.
“Tinggal dua lagi yang belum, habisnya di bulan Februari dan Maret. Ketika semua sudah habis tidak boleh lagi beroperasi,” kata Kasatpol PP Lebak, Dartim kepada BantenHits.com, Jumat, 18 Januari 2019.
Menurutnya, Pemkab Lebak tidak akan lagi memberikan perpanjangan ijin menyusul wilayah Rangkasbitung termasuk ke dalam zona merah untuk usaha tambang.
“Wilayah Rangkasbitung harus steril tambang pasir. Jika sudah habis masih beroperasi maka ditindak tegas,” katanya.
Menunggu Langkah Gubernur Banten
Kepala Bidang Peraturan dan Perundang-undangan Daerah pada Dinas Satpol PP Kabupaten Lebak Tati Suryati menambahkan, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya telah melayangkan surat kepada Gubernur Banten terkait penertiban dan persiapan penutupan tambang pasir pada 27 Desember 2018.
“Dampak dari kegiatan tambang pasir telah mengakibatkan kerusakan lingkungan. Aset desa berbentuk jalan hilang dan diduga banyak tidak memiliki surat ijin penambangan,” katanya.
Selain diduga banyak tidak mengantongi ijin. Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang wilayah masuk zona merah.
“Kami mohon kiranya Bapak Gubernur Provinsi Banten untuk dapat mengarnbil langkah-langkah sesuai dengan aturan. Karena terkait penertiban dan pemberian ijin penambangan menjadi kewenangan provinsi yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,” katanya. (Rus)
