Tangsel – Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel) sudah menyatakan wilayahnya sedang diserang wabah demam berdarah dengue (DBD) menyusul siklus lima tahunan virus yang ditularkan nyamuk Aides Aegypthi itu. Tercatat sudah 90 orang warga Tangsel menderita penyakit tersebut.
Palang Merah Indonesia (PMI) ternyata memiliki andil terhadap proses penyembuhan pengidap DBD pada tingkatan tertentu.
Kepala Unit Transfusi Darah PMI Tangsel, Suhara Manullang, kepada wartawan, Kamis 24 Januari 2019, mengatakan, dalam kondisi tertentu, pengidap DBD membutuhkan induksi trombosit secara langsung. Trombosit itu, didapatkan dari PMI.
“Ada pertimbangan dokter untuk meminta trombosit,” ujar Suhara.
Suhara menjelaskan, dengan teknologi yang dimiliki PMI Tangsel, satu kantung darah, bisa dijadikan empat komponen, yakni, sel darah putih, sel darah merah, trombosit dan plasma.
“Darah yang didonor itu bisa dibuat berapa komponen,” jelasnya.
Suhara mengatakan, pihaknya sudah membaca wabah DBD tersebut. Namun sampai saat ini belum ada peningkatan permintaan.
“Sampai saat ini masih belum banyak. Belum ada peningkatan,” ujarnya.
Ia mengatakan, PMI Tangsel, dalam sehari, memproduksi 10 kantung trombosit. Hal itu sudah berdasarkan perhitungan kebutuhan masyarakat. Kalau 10 kantung itu sudah terbaca berpotensi kadaluarsa, PMI Tangsel akan mengontak PMI lainnya yang membutuhkan trombosit. Hal itu juga dilakukan bagi ketersediaan darah.
“Umur darah 25 hari, sedangkan trombosit paling tujuh hari. Makanya kita selalu siap sedia untuk menghubungi PMI lain,” tukasnya.
Reporter: Ade Indra Kusuma
Editor: Darussalam Jagad Syahdana